Kendala utama dari Trans Jatim adalah unit busnya yang relatif kecil dibanding bus Suroboyo Bus maupun Trans Semanggi Suroboyo. Hal ini menyebabkan terjadinya over-capacity perihal load-factor-nya pada salah satu rutenya yaitu rute Koridor I (Sidoarjo-Surabaya-Gresik) yang menurut Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur pada reportase Detik Jatim berjudul Bus Trans Jatim Luxury Siap Meluncur, Fasilitasnya Mewah!.Â
Dalam artikel tersebut, Kepala Dishub Surabaya menyebutkan bahwa load-factor pada rute Koridor I tersebut mencapai angka 130%. Sebagai respon terhadap hal tersebut, Pemerintah Provinsi akan meluncurkan Trans Jatim Luxury dengan konsep Bus Luxury dimana penumpang tidak harus berdiri dan akan dilayani oleh pramugari. Kabarnya layanan tersebut akan direalisasikan pada Agustus 2024 mendatang, dan layanan ini dapat diterapkan juga pada rute koridor lain yang telah menyentuh load-factor 100%.Â
Selain layanan-layanan transportasi tersebut, juga terdapat layanan kereta komuter atau Kereta Lokal oleh KAI, juga terdapat Wira Wiri Suroboyo yang merupakan layanan Feeder transportasi umum darat di Surabaya, serta Bus Damri yang juga beroperasi, salah satunya melayani rute antara Terminal Purabaya dan Bandar Udara Internasional Juanda.Â
Selain layanan tersebut, juga terdapat sejumlah pengembangan dari segi infrastruktur jalanan di kota Surabaya yang juga ditujukan untuk meningkatkan konektivitas. Salah satu yang paling besar adalah terealisasikannya jalan MERR atau Middle Eastern Ring Road. Jalan MERR atau Jalan Doktor Insinyur Haji Soekarno membentang dan menghubungkan Kenjeran di sisi utara Surabaya dengan Tambak Sumur di sisi timur laut Sidoarjo.Â
Jalan ini pada awalnya dibuka secara berkala sejak tahun 2012 dan keseluruhannya diresmikan pada 15 Februari 2020. Saya sendiri juga merasakan dengan adanya jalan ini, menambahkan opsi saya untuk menuju ke kota Surabaya dari Sidoarjo utara, dan memang meningkatkan konektivitas dengan menambah opsi rute bagi masyarakat dengan rute komuter antara Sidoarjo dengan Surabaya, khususnya Surabaya sisi timur dan sisi utara.Â
Apabila kita tarik kembali lagi sedikit lebih jauh, maka proyek-proyek jalan lain yang membantu juga meliputi pembangunan Frontage A. Yani, Underpass Satelit, pembangunan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto, dan  Pembangunan Jalan Tol Juanda yang juga membantu konektivitas dan mengurangi kemacetan, terutama di Jalan A. Yani.Â
Namun dibalik seluruh pembenahan dan inovasi yang telah dilaksanakan, layaknya semua hal di dunia ini, masih banyak hal yang bisa di improvisasi. Seperti konektivitas bandara dengan kota, integrasi pembayaran antara Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Suroboyo, serta titik titik macet yang masih perlu dibenahi.Â
Bandar Udara Internasional Juanda atau Bandara Juanda adalah bandara yang melayani Surabaya dan Surabaya Raya. Lokasinya terletak di dalam Kabupaten Sidoarjo, namun terhubung dengan jalan tol ke Surabaya dan rute Bus Damri yang menghubungkan Bandara Juanda dengan sejumlah Terminal Bus di Gerbangkertosusila yaitu Terminal Purabaya, Terminal Mojokerto, dan Terminal Bunder Gresik. Selama pengalaman saya mendarat di Bandara Juanda, saya merasakan bahwa tidak banyak opsi lain yang dapat digunakan oleh masyarakat.Â
Mayoritas masyarakat akan memilih taksi resmi bandara dengan tarif resmi dan sudah ditentukan sebelum berangkat, namun hal tersebut membuat opsi ini cenderung mahal dibanding taksi online yang juga telah dilarang beroperasi di wilayah bandara. Bus Damri yang menghubungkan Bandara Juanda dengan terminal bus di Surabaya Raya memiliki interval antar bus sekitar satu jam menurut laman di situs Nahwa Travel berjudul Cara Naik Bus Damri dari Bandara Juanda: Rute, Harga Tiket & Jadwal yang diakses pada 22 Juni 2024.Â
Opsi lain adalah taksi, dimana menurut artikel dari Kompas berjudul Pilihan Transportasi Umum dari Bandara Juanda ke Tunjungan Plaza, rata-rata tarif harga taksi dari Bandara Juanda ke Tunjungan Plaza, mall yang berada di pusat kota Surabaya, rata-rata akan dikenakan biaya sebesar Rp200.000,00 hingga Rp250.000,00. Â
Apabila kita melihat pada bandara lain di Indonesia maupun dunia, konektivitas bandara dapat didukung oleh adanya layanan transportasi umum dalam bentuk kereta, seperti kereta bandara yang ada di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Bandara Internasional Adi Soemarmo, Bandara Internasional Minangkabau, Bandara Internasional Kualanamu, Yogyakarta International Airport, dan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II.Â