Starlink merupakan sebuah proyek pengembangan jaringan internet baru yang mulai beroperasi di Indonesia, bersama SpaceX Elon Musk meresmikan layanan internet Starlink yang berbasis satelit orbit rendah. Starlink beroperasi menggunakan layanan internet satelit yang sudah ada selama beberapa dekade, bukan menggunakan teknologi kabel, setar optik melainkan menggunakan sinyal radio melalui ruang hampa udara.
Beberapa keunggulan Starlink dibanding pesaing-pesaingnya, Starlink memilih untuk menggunakan ribuan satelit kecil dibandingkan satelit besar. Starlink menggunakan satelit LEO yang mengelilingi Bumi pada ketinggian 480 KILOMETER di atas permukaan. Satelit Starlink memiliki elemen komunikasi laser untuk mengirimkan sinyal antara satu satelit dengan satelit lainnya, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada beberapa stasiun bumi.
Disamping ada keunggulan Starlink juga pasti memiliki kekurangan yaitu, Terminal atau alat utama Starlink harus ditempatkan di area yang diarahkan langsung ke langit tanpa penghalang. Artinya, Starlink tidak dapat digunakan di daerah yang terhalang pepohonan atau struktur bangunan tinggi.Â
Dari sisi harga pun Starlink juga lebih mahal dibandingkan jaringa-jaringan internet lainnya, untuk harga perangkat kerasnya Starlink membandrol harga sekitar 7.8jt per unit, sedangkan untuk paket residensial, harga layanan standar Starlink dibandrol 750rb per bulan dengan kuota terbatas, Selain itu Starlink juga memiliki paket jelajah internet lainnya yang dibandrol dengan harga 990rb per bulan, dan Starlink juga memiliki paket prioritas mobile 50gb yang di bandrol dengan harga 4,3jt per bulan.
Tentunya dengan adanya Starlink di Indonesia membuat provider-provider lainnya harus berpikir lebih keras dalam mengembangkan potensi jaringan - jaringan mereka, entah itu dari segi kualitas jaringan ataupun dari segi pemasarannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H