[caption id="attachment_320276" align="aligncenter" width="600" caption="Gerbang Sekolah JIS"][/caption]
Beragam reaksi yang timbul dari berbagai kalangan atas tragedi yang terjadi di sekolah JIS. Sekolah yang mempunyai penjagaan di gerbang masuk yang sangat "menyeramkan" dan melebihi penjagaan ke Polda Metro Jaya, dimana ada barikade dan pintu besi yang berlapis dan dijaga oleh satuan pengamanan "profesional", justru tidak menjamin keamanan siswanya didalam sekolah.
Yang penulis tidak habis pikir adalah tidak adanya sensitivitas dari pihak sekolah akan perubahan perilaku dari anak muridnya akibat tindak kekerasan seksual. Seperti kita ketahui AK adalah siswa TK, biasanya di tingkat TK hubungan murid dan guru sangatlah dekat dan jumlah siswa dalam 1 kelas juga terbatas. Dengan relasi yang erat seperti ini, guru yang cerdas dan memperhatikan siswa akan mengetahui perubahan gerak-gerik si siswa jika terjadi sesuatu. Sebab seorang siswa TK pasti akan lebih ekspresif jika ada sesuatu yang menimpa mereka.
Sekarang apa hukuman yang tepat bagi JIS? dengan prinsip:
- Tidak mengorbankan kelangsungan belajar anak didik yang ada di sekolah tersebut.
- Memberikan efek jera bagi sekolah tersebut.
Menurut hemat penulis jawabannya adalah;
- Melarang JIS menerima siswa selama 5 tahun berturut-turut di semua jenjang penidikan yang ada.
- Tetapi tetap membiarkan JIS menyelenggarakan pendidikan bagi kelas yang ada sekarang sampai mereka tamat.
- Pemerintah harus mendesak JIS agar mereka mau memberikan beasiswa sekolah bagi si korban sampai S3 plus biaya hidupnya dan orang tuanya yang mendampingi, untuk bersekolah di belahan dunia manapun.
Dengan begitu siswa yang ada sekarang tidak dikorbankan, tetapi sekaligus menghukum sumber pendapatan JIS dengan meniadakan penerimaan siswa dalam 5 tahun berturut-turut.
Sebab siswa adalah sumber pendapatan mereka, dengan tidak ada siswa baru maka akan tidak seimbang pengeluaran operasional dan pendapatan yang mereka dapatkan.
Selain itu, ini akan memberikan tamparan yang keras bagi sekolah yang tidak bisa melindungi siswanya seperti kasus JIS tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H