Dalam tulisan saya minggu yang lalu dengan judul Rohingya Di Usir Demi Ladang Gas Di Rakhine (1), diterangkan ada ladang gas raksasa di Shwe Project di Rakhine yg dikuasai oleh Pertamina nya Myanmar "Myanmar Oil and Gas Enterprise" (MOGE). Perusahaan ini merupakan kepunyaan dan dioperasikan oleh JUNTA MILITER Myanmar. Kesimpulan penulis, terusirnya Rohingya adalah kombinasi serakahnya Junta Militer Myanmar serta rakusnya negara besar sekeliling Myanmar dengan energi.
Ternyata berdasarkan penelusuran penulis di opendevelopmentmyanmar.net, bukan cuma satu atau dua ladang minyak dan gas (Migas) di Rakhine, tetapi total ada 25 blok Migas yang semuanya ada di lepas pantai Rakhine.
Rakhine tercatat sebagai provinsi terbanyak memiliki blok migas, di seluruh Myanmar tercatat ada 105 blok Migas yang tersebar di seantero wilayah daratan dan lepas pantai negara itu. Dari anda lihat peta diatas, boleh dikata hampir seluruh wilayah Myanmar mempunyai blok Migas.
Blok Migas di RakhineÂ
Seperti yang penulis ungkapkan diatas, ada 25 blok Migas yang semuanya ada di lepas pantai. Silahkan lihat tabel berikut yang memuat blok apa, off shore / deepwater:
Myanmar oleh rezim militernya yang berkuasa pada tahun 1989, telah mengalami perang sipil terpanjang di dunia dan salah satu kediktatoran militer paling terkenal di dunia. Tuduhan mengenai catatan hak asasi manusia negara Asia Tenggara memicu serangkaian aksi oleh masyarakat internasional termasuk resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Termasuk yang menyoroti Myanmar adalah Dewan Keamanan PBB, dan sanksi ekonomi oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa termasuk ASEAN. Namun, junta milter sangatlah cerdik, mereka memiliki dua cara penting untuk melawan tekanan ini:Â
1. Sumber daya alam yang melimpah.
2. Posisi geografis yang strategis.