Mohon tunggu...
Ferlina Fitrah Yulianti
Ferlina Fitrah Yulianti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Find me on twitter: @ferlinafy, and my personal blog www.ferlinafitrahy.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dalam Hubungan, Peka itu ‘Harus’, Gengsi itu ‘Jangan’

5 Februari 2014   19:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:07 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kenapa dalam hubungan itu harus peka? Dan kenapa juga jangan gengsi? Nah mari kita ketahui satu per satu. Kita harus peka karena ini penting untuk menjaga hubungan agar tetap harmonis. Jika dilihat, jarang sekali orang memiliki sifat ini. Orang yang memiliki sifat ini akan dijauhi oleh pasangannya.

Banyak yang menyalahkan bahwa laki-laki lah yang paling jarang peka terhadap pasangannya, karena mereka hanya menggunakan logika. Sebenarnya, peka itu relatif. Perempuan juga bisa tidak peka meskipun mereka menggunakan perasaan. Tergantung bagaimana seseorang bisa memahami pasangannya saja.

Efek kurang peka itu sendiri membuat hubungan menjadi rumit. Contoh kecil, pada saat si laki-laki ini melakukan kesalahan, tentu si perempuannya akan marah dan menjadi diam. Namun, si laki-laki ini menganggap tidak terjadi apa-apa dan bertanya-tanya kenapa. Disinilah, peka itu menjadi penting dengan kata lain, sadar akan tindakan yang telah dilakukan sehingga membuat pasangan menjadi marah dan diam.

Kita juga jangan gengsi sama pasangan sendiri, karena tidak akan merugikan diri sendiri. Lagipula, apa gunanya gengsi? tidak ada gunanya sama sekali. Gengsi itu sebuah penyakit hati yang dimiliki seseorang yang tidak ingin hal memalukan itu terlihat oleh pasangannya dan jika dalam hal pengorbanan, ia berusaha agar tidak memulainya duluan.

Banyak salah satu pasangan yang gengsi akan harta yang ia miliki. Misalnya, si perempuan ini memiliki pasangan yang sangat kaya raya dengan jabatan tinggi. Namun kenyataannya dirinya adalah kebalikannya. Ia menjaga gengsinya agar bisa menyamakan dengan berpenampilan ‘glamour’. Bisa jadi, ia akan melakukan apa saja, termasuk memanfaatkan harta dari pasangan tersebut. Dengan kata lain, ia sudah merugikan dirinya sendiri dan orang lain.

Kalau memang si laki-laki sudah menyatakan perasaannya kepada kita, itu artinya ia harus siap untuk menerima apapun keadaan kita, walaupun dalam keadaan terpuruk sekalipun. Karena cinta juga tidak memandang harta, tapi sebuah ketulusan murni yang berasal dari hati. Dan kalaupun keadaan si perempuan itu memang susah, mestinya ia jangan gengsi. Jika memang cinta sejati, tentu pasangannya akan berusaha membahagiakan si perempuannya dengan cara yang murni dan tulus.

Jadi biasakanlah peka dan hilangkan rasa gengsi. Justru, gengsi lah dalam keburukan. Jika sudah membiasakan peka dan jangan gengsi, Maka hubungan anda tidak akan kandas di tengah jalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun