Seperti lagu dari band Gigi “Berawal dari facebook baru ku, kau datang dengan cara tiba-tiba“. Itulah lagu dari cerminan cinta dunia maya. Di era modern seperti ini siapa sih yang tidak berkutat dengan dunia maya?! Contohnya saja aku, sebagai seseorang yang aktif bercengkrama dengan internet. Dengan status jomblo yang oke punya, tentu segala kegiatan tergerak di rumah saja. Tak peduli meski tiada yang mengajak keluar untuk menikmati indahnya dunia di waktu sunset. Sebagai jomblo, komputer berlipat ini menjadi pasangan setia termutakhir dalam konteks teknologi. Apalagi dengan banyak bermunculan fitur social network ini, aku makin berambisi untuk memiliki banyak akun. Semakin hari semakin mem-booming dengan mereka. Tak tahu berapa jam yang sudah ku lalap habis hanya untuk ini. Mengatur tampilan, status, ocehan frontal sampai menambah pertemanan pun hampir tiap hari ku menggelutinya. Namun, ketika mengkonfirmasi pertemanan, ku dapati seorang lelaki berwajah rupawan. Dari sinilah, awal percakapan kami terjadi. Tak kenal siapa dia, darimana berasalnya dia, bagaimana fisiknya, bagaimana sifatnya dan apapun yang menyangkut profil asli pribadinya. Tetapi, satu yang ku tahu, lelaki ini membuat ku penasaran sehingga ingin mengenal lebih jauh.
Tiada hari tanpa surfing di dunia maya. Di sela-sela kesibukan, masih ku sempatkan untuk bercakap-cakap dengannya. Percakapan ini sungguh tiada ku peroleh rasa jenuh, yang ada hanyalah rasa penasaran yang membunuh. Semakin hari, aku sudah mengetahui kegiatan, sifat, kekurangan dan kelebihannya. Dia pun juga sudah memahami bagaimana aku. Selalu ada cara dan gaya bahasa yang membuat ku betah untuk tetap bergelut lincah bersama jemari ku. Canda tawa, terharu, sedih, bercampur aduk di sini. Hari-hari seperti diselimuti musim semi. Senyum selalu merekah di bibir, hati berayun-ayun bersama irama perasaan, dan jari-jari menari dengan indah nya di papan ketik; keyboard. Campur-aduk, tidak bisa digambarkan dengan sketsa. Meskipun ku tahu, kami belum sekali pun bertatap muka dan berbincang secara langsung. Walau malam tanpa bintang, awan mendung tanpa hujan, dan cerah tanpa sinar matahari, aku selalu bisa terbawa oleh terpaan angin kebahagiaan dan hembusan kerinduan. Semua hal yang pernah ku lihat dari tulisannya itu adalah sebuah dunia baru. Saling berbagi, suka duka bersama, saling membantu dalam memecahkan masalah, dan sebagainya. Lelaki ini sangat lah langka. Dalam status pertemanan ini ada rasa. Sebuah rasa yang tidak biasa. Rasa nyaman yang menghampiri secara semu, seketika meresap di jiwa, melebihi dari lelaki yang ku temui di dunia nyata.
Semakin lama melakukan percakapan dengan pemuda ini, rasanya tidak salah jikalau diri ini sudah terpikat olehnya. Semua yang telah ia tuangkan, baik dari perhatian, kasih sayang, pengertian, dan segala macam yang berbau ‘nyaman’, sudah tersusun rapi di hati. Sehingga, siapa pun yang sekiranya memulai percakapan dengannya, meski mereka adalah teman atau sahabatnya, cemburu akan timbul dengan sendirinya. Tetapi, dia mencoba untuk terus meyakinkan ku bahwa tak ada hubungan spesial. Disini, skill ‘peka’ ku mulai beraksi. Aku semakin yakin bahwa perasaan kami sama. Memang, ada sedikit keraguan untuk mempercayai ini semua. Aku juga takut semisalnya ada hal negatif yang tidak diinginkan muncul, hanya karena belum melngenalnya secara langsung. Ya, mau bagaimana lagi, rasa sayang ini sudah mengalahkan semua rasa takut yang menghalau ku. Terkadang, saat ku memikirkan hal ini, terang saja seperti dalam cerita dongeng bahkan sinetron.
Namun di dalam suatu waktu, dimana ia menghilang sementara tanpa ada kabar, rasanya seperti tidak bersemangat dan penyakit kronis yang ku sebut unmood ini meradang lagi. Padahal, ini sangat tidak nyaman untuk ku, anehnya aku rela untuk menunggu lama sampai ada tanda yang menyatakan akunnya dalam keadaan aktif kembali. Sulit memang. Mau bagaimana lagi, aku sudah terpikat, perasaan ini kan tidak mudah untuk dibuang begitu saja. “Ada sesak dalam penantian yang tidak pasti“. Hampir semua waktu berharga ku berikan untuk nya, dari awal sampai kepada akhir percakapan dalam sehari. Terus begitu sampai hari berganti.
Sampai pada akhirnya, penantian ku berujung manis. Setelah sekian lama hal ini ku nanti, diikuti dengan banyak problema yang tentunya sudah kenyang ku telan asam-manisnya. Kami mulai bertukar nomor, untuk membuat komunikasi menjadi efisien. Finally, kami enjadi satu. Setiap hari selalu berseri dan bewarna. Segala macam caranya untuk membuat ku nyaman semakin meningkat. Dia benar-benar pria idaman ku. Setiap hari selalu ada cerita, cobaan, dan sikap dewasa wajib diambil untuk menyelesaikan semua masalah. Semakin saling memahami, saling menghargai, tidak menyakiti, dan yang terpenting adalah waktu selalu ada untuk berdua, walau hanya dari kartu provider yang selalu menyimpan nyawa untuk terus berkomunikasi; pulsa. Selalu ada kata rindu yang membuat ku ingin bersamanya selalu.
Meskipun begitu, terkadang aku merasakan kejanggalan yang sangat tidak nyaman dan membuat sifat ku berubah sementara. Aku tahu, hubungan ini sangat terasa semu bagiku. Segala sesuatu nya tertuang di dalam sebuah pesan atau layanan bicara jarak jauh. Seketika, aku melihat sepasang kekasih yang begitu merasakan ‘ada’ keadaannya. Tak terbendung rasa iri dan air mata. Di sebelah kanan-kiri ku terasa hampa, tiada tiang sebagai tempat sandaran. Semuanya nyata hanya pada saat bicara di telepon, tapi semu saat aku ingin diperhatikan secara langsung. Ah, ini kah godaannya? Mengapa sesulit ini? Harus kah aku memintanya untuk tinggal diam di kota ku? Mustahil. Ya, ini adalah akibat dari buru-buru tanpa memikirkan hubungan yang nyata. Hal ini membuat ku berubah, bingung, dan seolah-olah telah menyakiti hatinya secara tidak langsung. Tapi, dia ajaib. Dia selalu bisa membuatnya menjadi segar kembali. Dia bisa membuat ku nyaman seperti sediakala. Untungnya, dia berjanji akan menemui ku di kota ini. Keseriusannya membuat aku semakin yakin bahwa aku tidak salah pilih. Meski semua orang tahu, cinta yang berawal dari dunia maya, sulit untuk awet. Itu persepsi, semua orang berhak atas itu. Tergantung bagaimana sepasang kekasih yang menjalani nya dengan sepenuh hati tanpa menyia-nyiakan yang dianggap sepele. “Hargai dan cintai siapa saja yang selalu ada untuk mu, mulai lah untuk menjalin cinta dengan serius, tulus ikhlas lah dengannya, karena kamu telah mencuri hatinya. Dan hati yang telah dicuri itu selayaknya harus dijaga baik dengan komitmen yang jelas dan berujung pada kebahagiaan. Harus selalu ada kedewasaan disetiap masalah meski harus melakukan suatu tindakan bodoh atau di luar garis logika. Karena itulah ‘perjuangan yang sebenarnya’. Bagaimana pun hubungannya, ikuti saja dari kata hati, jangan peduli kan setiap kalimat menyesatkan yang keluar dari mulut orang lain, karena yang menjalaninya adalah kamu dan pasangan mu :’)“
Sumber: Seseorang yang sedang mengalami cinta ala dunia maya bersama pasangannya, Longlast girl o:).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H