Mohon tunggu...
Feri Yanto
Feri Yanto Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Anak Petani Kopi dari desa terpencil di dataran tinggi Gayo, Aceh, pencinta kopi Arabika Gayo, sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bagamana Posisi Mahasiswa Aceh di Tahun Politik 2017?

6 Maret 2016   22:18 Diperbarui: 6 Maret 2016   22:44 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tahun 2017 adalah tahun politik di Aceh, sebab di bulan Februari tahun 2017 akan dilaksanakan pilkada serentak tahap ke 2 dan Aceh masuk dalam pilkada serentak tahap ke dua ini.

Tahapan-tahapan pilkada mungkin sudah dimulai di akhir tahun 2016, mulai pencalonan, seleksi calon Gubernur, Bupati/walikota, kampanye dan tahapan lainya.

Jauh sebelum tahapan itu dimulai, persiapan para bakal calon sudah mulai disiapkan, mulai dari pembentukan tim, relawan dan sosialisasi para calon sudah di mulai.

Hal ini adalah hal yang wajar dan lumrah memang harus dilakukan oleh para bakal calon, mengingat pentingnya dikenal dan di dukung masyarakat maupun partai politik dalam pencalonan, baik yang akan maju melalui jalur independen maupun melalui parpol.

Yang menjadi menarik adalah, posisi mahasiswa dan para aktivis mahasiswa dalam tahun politik ini, posisi mahasiswa akan menjadi terancam apabila terseret dalam kepentingan politik.

Bagaimana tidak, mahasiswa masih mempunyai kekuatan politik di tengah masyarakat, dimulai dari pembangunan isu, mobilisasi massa, mahasiswa masih cukup mampu untuk melakukan itu.

Disini independensi mahasiswa menjadi dipertaruhkan, baik independensi secara organisatoris maupun secara etis, sebuah organisasi mahasiswa akan celaka apabila gerakannya mengarahkan dukunganya kepada salah satu bakal calon, dan ini bukan tidak mungkin terjadi.

Maka sebuah organisasi yang mengatakan dirinya independen harus tetap menempatkan dirinya pada posisi yang netral manakala proses pilkada sedang dan akan berlangsung.

Pun demikian independensi tetaplah memiliki keberpihakan, yaitu berpihak kepada yang benar (Hanif), dalam hal ini juga bukan berarti organisasi bisa secara totalitas mendukung salah satu calon yang di anggap benar, sebab benar dalam kaca mata manusia sifatnya adalah relatif.

Lalu dimanakah keberpihakan itu bisa dilakukan? Manakala telah terjadi pendzaliman secara nyata, terorganisir, sistematis dan masif, ini berdasarkan fakta-fakta otentik.

Oleh karenanya mampukah para mahasiswa untuk tidak tergerus dalam politik praktis yang akan berlangsung dalam waktu yang dekat ini? Dan bagaimanakah mengangisipasi sebuah organisasi maupun individu agar tidak terbawa dalam politik praktis serta pragmatis dalam pilkada 2017 yang akan datang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun