Di Ujung Skala Molekuler
Dalam sunyi yang padat, transistor menari,
Semakin kecil, namun tak lagi sederhana.
Kompleksitas tumbuh, tak terhindarkan,
Di batas molekuler, tantangan tersimpan.
Seperti janji di masa lalu,
Teknologi berlari, mengejar waktu.
Namun kini langkahnya terhenti sejenak,
Tak sesederhana dulu, lebih banyak yang terpecah.
Kecerdasan buatan dan data besar melambung tinggi,
Menuntut lebih dari yang pernah dijanjikan.
Di simpul kecil itu, kita bertahan,
Mencari jalan baru di balik batas yang dirasakan.
Walau perlahan, inovasi tak pernah pudar,
Ia takkan mati, hanya berubah wujud.
Dengan setiap lompatan, masa depan terbuka,
Teknologi tetap tumbuh, tak pernah menyerah.
Di dunia yang kian padat dan tak terduga,
Kita terus mencipta, meski di bawah beban yang berat.
Langkah berikutnya masih tak pasti,
Namun masa depan tetap menunggu, kita tak berhenti.
Tentang penyair: Feri Sulianta, yang dikenal luas sebagai seorang penulis dan dosen dengan latar belakang teknologi informasi, kini mulai mengeksplorasi dunia puisi dengan sentuhan unik: teknologi. Dalam karya-karyanya yang terbaru, Sulianta membawa pembaca pada perpaduan menarik antara estetika puisi dan tema-tema yang berkaitan dengan kemajuan teknologi. Puisi-puisinya tidak hanya merenungkan kehidupan sehari-hari manusia, tetapi juga menggali hubungan mendalam antara manusia dan teknologi, kecerdasan buatan, dan dampak dunia digital terhadap kehidupan batin kita.
Dengan gaya yang menggabungkan unsur imajinasi dan refleksi, Sulianta mempersembahkan sudut pandang baru tentang bagaimana teknologi tidak hanya memengaruhi dunia eksternal, tetapi juga membentuk persepsi dan pengalaman internal kita. Misalnya, dalam beberapa puisinya, Sulianta membahas bagaimana algoritma dan data dapat diibaratkan sebagai pola kehidupan yang kita jalani, dengan bahasa metaforik yang mencerminkan proses otomatisasi dan digitalisasi.
Feri Sulianta terus menunjukkan bahwa teknologi dan sastra dapat berkolaborasi dalam menciptakan karya seni yang mendalam dan inovatif, sebuah langkah maju dalam dunia puisi modern yang menggabungkan kepekaan manusia dengan perkembangan teknologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H