Mohon tunggu...
Feri Randika
Feri Randika Mohon Tunggu... Freelancer - Just One Word From The World (Think)

Still Nothing tapi thinking

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Praktis tapi Kritis

21 September 2020   01:30 Diperbarui: 21 September 2020   22:33 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini saya menulis berdasarkan yang saya alami dan tangkep sehari-hari di media mainstream dan abstraksi dari kejadian/pengamatan nyata lah bisa disebut, perlahan ilmu/poin-poin nya nancep dikepala saya kemudian saya tuangkan ditulisan ala ala penulis ini, semoga dibacalah atau minimal buat story catatan buat saya sendiri biar berasa di ingatkan. segitu cukup ya pengantarnya..

Awalnya saya sangat khawatir dengan teman-teman sosial media ini yang setiap harinya mudah menyebar luaskan berita atau hal yang tidak di cari tahu dulu pembenaran dari berita tsb (misal berita soal covid, politik, agama dll) tapi saya pikir tidak ada gunanya khawatir, kita tidak bisa membuat STANDAR orang sama dengan kita.

Tapi minimal disini saya share bahwa keragu-raguan itu ada manfaatnya, seperti cerita saya semasa kuliah pernah ditawari teman saya gabung MLM & D4F. itu sampai di traktir makanan mahal, tapi saya ragu, diam dan tidak langsung menolak, saya bilang saya pikirkan lagi.

Pas pulang dan malemnya saya cari tahu di google ternyata itu skema fonzi, bisa disebut investasi yang banyak dirugikan diartikel yang saya baca itu. besoknya saya menolak dengan halus, saya belum mau bergabung saya bilang belum siap kaya mendadak. setelah beberapa tahun kemudian benar investasi itu tidak bertahan lama dan kita tahu lah akhirnya investasi-investasi tersebut.

Yang sesuai dengan kejadian sehari-hari suatu ketika ada teman saya ngajak saya berdiskusi bahwa kata dia BUMI itu datar, sayapun lagi lagi ragu dan bingung mau menanggapi seperti apa sayapun hanya terdiam begitu malamnya saya cari tahu. oh ini ternyata memang banyak diluar negeri menganggap bumi itu datar. dan sah sah saja namanya berpendapat. lagi-lagi ragu ragu dan diam saya tadi jadi membuat saya membaca teori-teori bahkan hadits bahwa bumi itu bulat.

Ada banyak lagi diam & keragu-raguan menyelamat kan saya, kecuali bermain game, kreatif dan musik saya tidak ragu-ragu. Ada banyak berita di sosial media dan dengan gampangnya disebar luaskan. bukan karena minim ilmu pengetahuan tapi tidak mau cari tahu sebelum kita sebarluaskan, bahkan agama mengajarkan kita tabayyun.

Kadang rasa tidak enakan dan ragu-ragu membuat orang lambat berpendapat/merespon bahkan memutuskan, itu artinya kita berpikiran terbuka dan mau mendengarkan sambil diam-diam kita cari tahu. Tujuan saya bukan buat mengubah hidup orang total, tapi setidaknya sadar/aware mana yang baik dan buruk buat kita.

Ada kutipan yang pernah saya baca di twitter poinnya kira-kira begini "Kita perhatikan seksama Semakin kurang berpikiran terbuka seseorang, mereka cenderung semakin terbuka"

By Feri R

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun