Mohon tunggu...
Feri Nata
Feri Nata Mohon Tunggu... Guru -

Guru di Sekolah Kristen Calvin, Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa harus Sekolah Kristen Calvin? - Komunitas Pembelajar

21 September 2015   09:12 Diperbarui: 28 September 2015   10:09 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Kalau sudah setiap guru punya atmosfer belajar, hal itu tidak menjadi persaingan, tapi semacam ada perasaan tertinggal dari rekan-rekan guru lain yang maju terus. Ada semacam ajakan tidak langsung untuk mau maju. Di tempat kami, banyak orang mau ambil S2, ambil S3. Kalau tidak pun mereka mau coba belajar sesuatu. Jadi, atmosfernya diciptakan untuk benar-benar maju, misalnya kami tidak hanya imbau “Bapak-Ibu banyak baca buku ya.” Tidak, kami tidak hanya imbau begitu, tapi dengan adanya kelompok diskusi, mau tidak mau ketika ada yang bicara majunya luar biasa, dia sendiri tidak maju-maju, terpaksa mereka juga harus update, kalau tidak malu sendiri tidak bisa presentasi apa-apa, sementara yang lain sudah maju sampai ke mana-mana. Jadi, lingkungan inilah yang diciptakan sebagai suatu komunitas. Anak-anak juga melihat, guru-gurunya bukan hanya bicara, tetapi mau mengejar untuk makin maju, karena gurunya untuk pelajaran tertentu bisa ikut kelas dari guru lain. Jadi, anak juga melihat belajar buat semua umur. Itu bukan hanya teori, tapi dipraktikkan oleh guru-gurunya sendiri. Guru-gurunya mau belajar sesuatu dari para seniornya. Jadi, konsepnya adalah bagaimana kami menghidupi. Di sekolah ini proyek komunitas itu penting. Lalu, Guru-gurunya diimbau menulis. Itu sebagai suatu gaya hidup, tetapi juga sebagai daya saing. Bisa dihitung dengan jari sekolah yang punya jumlah Magister dengan persentase setinggi kami. Bahkan kami memiliki guru yang sedang menempuh studi doktorat. Kalau kita melihat guru dengan gelar Magister dan ada yang sedang kuliah doktorat, maka hal ini dapat dipandang sebagai daya saing tersendiri. Mengapa mereka ini ada di sini? Karena komunitas akademik yang kami buka. Jadi, kami sangat mengasihi kebenaran. Itu fondasinya. Akademik bukan hanya semata-mata untuk menunjukkan kehebatan kami, tetapi juga menjadi suatu gaya hidup. Karakter, itu yang mau kami bentuk. (Pak Ivan, Koordinator Sekolah Kristen Calvin)

 

(Diadaptasi dari Thesis "Membangun Keunggulan Kompetitif melalui Pendekatan Pandangan Berbasis-Sumber Daya - Studi Kasus pada: Sekolah Kristen Calvin" yang penulis siapkan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Master of Business Administration di Universitas Gadjah Mada)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun