Hmm.. pasti kalian nggak asing kan dengan istilah "kamu kuliah jurusan psikologi, pasti bisa ngeramal kan?" "kamu kuliah di jurusan psikologi pasti kamu bisa baca pikiranku kan?" "kamu kan anak psikologi nih, menurutmu aku itu orangnya gimana?"Ā Yahh, kata-kata itu pasti sering terdengar di telinga kalian,al-khusus bagi kalian yang kuliahnya di jurusan psikologi. Pasti dalem ati pen ngecetus "Lu kira sini dukun? hellooo.. kita kuliah ini bukan belajar tentang ilmu perdukunan.. wkwk" .Ā But kita nggak berani langsung ngomong gitu sih, because kita tau mereka yang bilang seperti itu kadang kala hanya bercanda, atau memang benar-benar tidak tau atau masih awam terkait dengan psikologi.Ā
Yaa... jadi kita harus memaklumi itu kawan, dan tidak boleh menghakimi mereka yang bertanya seperti itu, kita hanya perlu menjelaskan agar mereka paham dan merubah mindsetnya bahwa kuliah di jurusan psikologi itu bukan belajar tentang ilmu perdukunan, hehehe..
Maka dari itu, untuk menghindari kesalahpahaman lagi terkait denganĀ psikologi juga bisa ngeramalll, jadi disini aku sebagai penulis hanya ingin memberitahu sedikit hall, sekaligus mengungkapkan isi hatiku dengan beralibi sebagai korbann, wkwkw... udah kaya korban perasaan aja nihh..
Sebelumnya, aku jelasin dulu dikit aja deh tentang psikologi. Psikologi ini adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia dan proses psikologis, mempelajari tentang keadaan psikologis yang terjadi pada suatu organisme dan pengaruh lingkungan eksternal individu.Ā Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa psikologi ini adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya. Ā Di Indonesia sendiri, ilmu psikologi ini muncul pada tahun 1950-an yang di pelopori oleh seorang prof. psikiater yang bernamaĀ Slamet Imam Santoso
Nah, gimana? udah tahu kan ilmu psikologi itu apa? nggak ada kaitannya dengan ilmu perdukunan kan? hehehe..
Oke oke kita lanjut ke topik awal.. jadi gini gais..
Simpelnya, mahasiswa psikologi itu sebenarnya nggak bisa nerawang atau membaca pikiran kalian, because mereka tidak belajar tentang ilmu "perdukunan"Ā hehehe.. tapi, yang perlu kalian tahu, mereka bisa saja melakukan itu, but tidak semudah mbah dukun baca mantra, komat-kamit, sembur lalu hasilnya udah muncul aje di depan mata. Tidak begituuu..Ā
Untuk mengetahui sifat atau karakter seseorang itu perlu proses yang cukup panjang, perlu proses pendalaman, perlu melakukan tes psikologi menggunakan alat yang sudah ada, dan itu rumitt.. perlu dilakukan berjam-jam, perlu mengerjakan beberapa alat ukut, dan itu bukan proses yang mudah.
Jadiii, bisa tau karakter orang itu bukan berarti seenak jidat tinggal bilang kamu orangnya gini, gini, gini, ohhhh tidaakkkkk!!! tidak semudah itu bestie.. Kalaupun melihat karakter seseorang semudah itu, aarrghh pasti itu akan memudahkan pekerjaan para psikolog. wkwkw. Jangankan yang seperti diriku ini, sekelas Profesor psikologi yang mempunyai gelar expert-punĀ tidak bisa menjawab bagaimana karakter seseorang dengan sekali lihat, because manusia itu kompleks dan sulit terdefinisikan hanya dari alat tes yang bersifat parsial..