Mohon tunggu...
FERI KARTONO
FERI KARTONO Mohon Tunggu... profesional -

Nama Lengkap: Feri Kartono Alamat: Jl. Lingkar Selatan No 162 Ciamis Jenis Kelamin: Laki-Laki Agama: Islam Pendidikan Terakhir: S1 Ilmu Pemerintahan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Urgensi Kampanye “Harga Stabil”

18 Juli 2014   21:20 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:57 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Urgensi Kampanye “Harga Stabil”

Oleh: Feri Kartono

Menjelang bulan suci Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri tiba seharusnya tidak terjadi kenaikan harga. Apalagi sampai terjadi inflasi. Meskipun konsumsi masyarakat meningkat tetapi lonjakan tersebut senantiasa diimbangi peningkatan produksi barang. Sehingga angka konsumsi dan angka produksi berada pada posisi stabil.

Demikian juga angka impor barang pada Neraca perdagangan Indonesia yang selalu meningkat menjelang Ramadhan, kondisi ini menunjukkan secara terang benderang persiapan dunia usaha dalam meningkatkan suplai barang. Rencana distribusi barang pun telah dirancang jauh sebelum Ramdhan sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya ketidaklancaran dalam pelaksanaannya.

Secara teori sama sekali tidak ditemukan adanya hubungan kausalitas antara kenaikan harga (inflasi) dengan Ramadhan (Lebaran). Justru yang saat ini perlu diperhatikan akan berdampak terhadap inflasi adalah faktor eksternal seperti kondisi cuaca yang kurang mendukung (El Nino), yang dapat mempengaruhi produktivitas pertanian. Hal ini tentu secara khusus perlu diwaspadai mengingat apabila intensitas El Nino meningkat dari moderat menjadi kuat akan sangat berdampak pada komoditi beras.

Hal lain yang juga berpeluang menyebabkan terjadinya inflasi adalah bertambahnya cakupan rumah tangga yang akan terkena tarif tenaga listrik yang baru per Juli (1300 VA-5500 VA). Kemudian, adanya rencana perubahan tarif batas atas tarif angkutan udara yang akan diberlakukan setelah Lebaran dan rencana perubahan tarif kereta api ekonomi untuk jarak jauh dan menengah pada per September 2014, serta penyesuaian LPG 12 kg.

Kita tentu telah mafhum, inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.

Bank Indonesia (BI) memiliki peranan penting dalam mengendalikan inflasi. BI yang merupakan bank sentral negara Indonesia senantiasa berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Demikian halnya menjelang Ramadhan (Lebaran) tahun ini, BI telah menetapkan beberapa kebijakan yang diharapkan ampuh untuk menstabilkan harga.

Adapun kebijakan yang diambil BI yaitu memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50% dalam rangka mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 4,5±1% pada 2014 dan 4±1% pada 2015, serta menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat. Terkait pengendalian inflasi juga, Bank Indonesia bersama Pemerintah (TPI dan Pokjanas TPID) terus memperkuat koordinasi termasuk dengan Pemerintah Daerah (TPID) untuk mengantisipasi tekanan inflasi menjelang perayaan hari besar keagamaan Ramadhan-idulfitri, dan memitigasi risiko inflasi semester II-2014.

Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) dan Pokjanas TPID terus melakukan komunikasi yang intens terutama dalam mengelola ekspektasi inflasi menjelang hari besar keagamaan melalui 4K (ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi) dan meminimalkan tekanan harga pangan yang mulai meningkat.

Menteri Dalam Negeri pun tidak ketinggalan. Pihaknya telah mengirimkan Surat Edaran yang ditujukan kepada seluruh Kepala Daerah untuk melakukan langkah-langkah yang diperlukan demi menjaga stabilitas harga pangan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 2014.

Upaya koordinasi pengendalian inflasi juga dilakukan di berbagai daerah, bahkan koordinasi tersebut dilakukan lintas daerah seperti Rapat koordinasi wilayah (Rakorwil TPID) provinsi DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat bulan Juni lalu. Pemantauan langsung ke lapangan untuk memastikan ketersediaan stok pangan, baik milik pemerintah maupun pelaku usaha (distributor).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun