Mohon tunggu...
Feri Dianto
Feri Dianto Mohon Tunggu... Guru - SD Negeri Trayeman 03

guruberbagi.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Pendek: Teror di Rumah Tua

6 Januari 2024   08:26 Diperbarui: 6 Januari 2024   08:33 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah desa terpencil yang dikelilingi oleh hutan lebat terdapat sebuah rumah tua yang selalu menjadi pusat perhatian warga setempat. Konon, rumah tersebut dianggap angker dan dipercayai sebagai tempat yang penuh dengan misteri. Warga desa seringkali menghindarinya, dan hanya berbicara tentangnya dalam bisikan-bisikan ketika malam tiba.

Suatu hari, seorang pemuda bernama Rizal memutuskan untuk mengeksplorasi rumah tua tersebut. Dia tidak percaya pada cerita-cerita seram yang berkeliaran di desa, dan rasa penasaran memimpinnya untuk menantang takdir. Penuh semangat, Rizal melangkah ke dalam rumah tua yang kelihatan seperti sudah ditinggalkan selama bertahun-tahun.

Saat Rizal berjalan melalui lorong gelap, dia mendengar suara-suara aneh yang membuat bulu kuduknya merinding. Namun, keberaniannya tidak berkurang. Dia mencoba untuk menyelidiki asal-usul suara tersebut. Semakin dalam dia masuk, semakin intens teror yang dirasakannya.

Pada suatu titik, Rizal menemukan kamar yang tersembunyi di sudut rumah tua. Di dalamnya, dia menemukan buku catatan kuno dan potret-potret yang tergantung di dinding. Keterkejutan memenuhi wajahnya ketika dia menyadari bahwa rumah tua ini dulunya adalah tempat tinggal keluarga terhormat di desa, yang menghilang tanpa jejak bertahun-tahun yang lalu.

Ketika Rizal terus menyelidiki, dia menemukan bahwa keluarga tersebut mengalami musibah tragis yang menyebabkan mereka meninggalkan rumah tersebut. Rumah itu, yang semula penuh cinta dan kebahagiaan, menjadi terkutuk karena kenangan yang kelam. Rasa teror yang dirasakan oleh warga desa bukanlah karena keberadaan makhluk supernatural, tetapi karena aura kegelapan yang menyelimuti rumah tua tersebut.

Rizal merasa iba pada nasib keluarga tersebut dan memutuskan untuk memberi tahu warga desa bahwa rumah tua itu tidak seharusnya dianggap sebagai tempat yang menakutkan. Dia berbagi kisah tragis yang ditemuinya dan meyakinkan mereka bahwa hanya dengan menghormati kenangan keluarga tersebut, teror di rumah tua itu bisa dihilangkan.

Setelah itu, warga desa bersama-sama membersihkan dan merestorasi rumah tua tersebut sebagai tanda penghormatan kepada keluarga yang sudah tiada. Rumah yang dulu penuh teror berubah menjadi tempat yang indah dan dipenuhi cahaya, mengakhiri ketakutan yang telah melanda desa selama bertahun-tahun. Rizal, dengan tindakannya, tidak hanya menghapus teror di rumah tua tetapi juga membuktikan bahwa keberanian dan empati bisa mengubah nasib yang kelam menjadi kisah yang penuh harapan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun