Mohon tunggu...
Ferian Syach
Ferian Syach Mohon Tunggu... -

Seorang anak kampung, yang tersesat dalam dunia kapitalis. \r\nmencoba untuk keluar dan terus bertahan dengan segala sumber daya yang dimiliki. \r\naktif juga di Blogger www.permatasumut.blogspot,com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jakarta, Surabaya, Bandung, Bagaimana dengan Medan?

11 Januari 2014   06:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:56 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta, Surabaya, Bandung dan Medan merupakan 4 kota terbesar di Indonesia. Keempat kota itu sudah berlabel metropolitan. Keempat kota diatas sudah pernah saya singgahi. Keempat kota ini memiliki sejarah penjang dalam perjalanan bangsa ini. Sehingga kota-kota diatas menjadi acuan bagaimana Indonesia mengelola kota-kota besar. Mengapa harus Jakarta, Surabaya, Bandung dan Medan? Hal ini merupakan kritik saya terhadap kota asal saya yaitu kota Medan. Saya senagaja membandingkan ke-eempat kota ini agar Kota Medan bisa belajar dari ketiga kota lainnya dalam memilih pemimpin.

Kota-kota besar dan pemimpinnya,

Pada tahun 2012 Jakarta Berhasil memilih Joko Widodo menjadi Gubernur Jakarta yang saat ini memiliki gaya kepemimpinan yang khas dan unik. Sehingga Jokowi sangat sering muncul di media dengan berbagai aktifitasnya. Banyak ekspektasi dari berbagai pihak agar wajah Jakarta berubah dengan program-program inovasi dalam membangun Jakarta.

Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia. Hebatnya, Kota Surabaya dipimpin oleh seorang wanita yaitu Ibu Tri Rismaharini. Bu Risam telah banyak membawa perubahan besar di Kota Surabaya dengan gaya kempimpinan yang unik. Konon katanya, di mobil Bu Risma selalu ada stok sembako yang akan dia berikan ketika melihat warga kota yang tidak beruntung. Penulis jadi ingat kisah Umar yang mengangkat bahan makanan untuk seorang keluarga wanita yang memasak batu karena tidak memiliki bahan makanan untuk dimasak. Teman Penulis warga Surabaya pernah bercerita bahwa bu Risma pernah membawa seorang orang tua yang sakit ke rumah sakit, Warga yang sakit itu tidak mau dibawa karena tidak ada biaya, dan terus menolak ketika dibawa, orang sakit itu tidak tahu bahwa ibu-biu sederhana yang membawanya ada walikota Surabaya.

Bandung, Nah ini yang menarik, Penulis saat ini sedang tinggal di kota Bandung dalam 2 tahun terakhir dengan status seorang mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia. Sehingga penulis bisa rasakan langsung gebrakan-gebrakan baru sang walikota yaiut Ridwan Kamil. Ridwan Kamil merupakan walikota yang begitu dekat dengan warga kota Bandung, Sang walikota berkomnikasi aktif dengan Sosial media Twitter dengan warga kota Bandung. Banyak aspirasi dari masyarakat yang disampaikan langsung ke akun sang walikota dan langsung di tanggapi oleh walikota Bandung. Sampai-sampai Walikota tidak canggung berhumor dengan warga kota Bandung dalam sosial media, Salah satunya ketika Seorang warga badung melalui akun twitter menanyakan jurig di Jalan Taman sari maka dengan humornya Sang Walikota menjawab dengan bertanya Itu juga urusan walikota ya.

Selain itu Seluruh Dinas di Kota Bandung diwajibkan memiliki Twitter untuk berkomunikasi dengan warga kota Bandung secara langsung dan ditanggapi. Gaya Kepemimpinan yang unik karena memanfaatkan [erkembangan teknologi saat ini.  Berikut beberapa program yang sangat terasa di kota bandung yaitu : Kolong Jemabatan Pasopati telah disulap menjadi taman-taman kota yang Indah, Naik Damri Gratis bagi siswa di kota Bandung. Bus Sekolah khusus bagi Siswa di kota Bandung, Bus Wisata Bandung dan berbagai rencana program invoatif dari sang walikota.

Bagaimana dengan Medan ?

Medan merupakan kota terbesar diluar pulau Jawa. Medan merupakan pintu gerbang di bagian Barat Indonesia. Medan merupakan kota metropolitan diluar pulau Jawa. Tetapi Bagaimana kondisinya ? Kota Medan memiliki potensi yang sangat besar untuk dikelola, Medan punya Jalan Kesawan yang mirip Eropa-nya Sumatera, ada Gedung Lonsum (London Sumatera),  Lapangan Merdeka, Istana Maimoon, Masjid Raya, Taman Sri Deli, Menara Air Tirtanadi, Tetapi belum terasa Inovasi dari sang walikota.

Kota Medan harus bisa jadi kota yang aman dan nyaman di tinggali dan disinggahi karena kota Medan pintu Berbang dari Destinasi wisata Internasional yang ada di Sumut Danau Toba, Nias dan sebagainya. Pelaksana Tugas (PLT) Walikota Medan harus dapat mencuri hari warga kota Medan dengan berbagai Inovasi program. Walau saat ini status beliau Sebagai Pelaksana Tugas tetapi tidak mengurangi otoritas melalui program-program yang Inovatif dalam memperbaiki kota Medan.

Mohon maaf jika harus membandingkan Kota Medan Tercinta dengan Ketiga Kota yang lain tetapi itu yang terasa. Tulisan ini merupakan suara hati dari rakyat kecil yang mengharapkan Kota Medan bisa lebih baik lagi ke depannya. Wajah-wajah kota Besar di Indonesia lebih soft, ramah dan nyaman untuk disinggahi. Tetap Jaya Kota Medan, Kota Multikultural yang aman damai dan sejahtera.

*Kesedihan yang mendalam karena PSMS tidak kunjung naik ke ISL, PSMS sudah di tunggu oleh Persib, Persebaya dan Persija untuk memanaskan ISL.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun