Pelatih Shin Tae-yong (STY) resmi dipecat dari jabatannya sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia pada Senin 6 Januari 2025. Keputusan ini diambil oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, setelah melakukan evaluasi terhadap kinerja timnas. STY telah menangani timnas selama hampir lima tahun, sejak Desember 2019. Selama masa jabatannya, timnas telah melakoni berbagai kompetisi internasional, termasuk Piala AFF dan Kualifikasi Piala Dunia. Meskipun ada perbaikan dalam kualitas permainan, pencapaian timnas masih jauh dari harapan.
Sejak ditunjuk sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia, Shin Tae-yong telah membawa berbagai perubahan dalam tim, yang tidak hanya terlihat dari segi strategi permainan, tetapi juga dalam upaya mengembangkan potensi pemain muda Indonesia. Kini, setelah hampir lima tahun menjabat, para pecinta sepakbola Indonesia memberikan penilaian terhadap kinerja timnas di bawah kepemimpinan STY.
Survei yang dipublikasikan oleh GoodStats mengungkapkan bahwa mayoritas responden merasa puas dengan performa Timnas Indonesia selama era Shin Tae-yong. Data menunjukkan bahwa sekitar 61,7% responden memberikan penilaian positif, dengan 43,2% di antaranya merasa puas dan 18,5% mengaku sangat puas. Ini mencerminkan apresiasi publik terhadap perubahan yang dilakukan oleh Shin Tae-yong, yang dianggap telah memberikan dampak positif, meskipun belum mencapai puncak yang diharapkan.
Namun, meski ada banyak yang puas, tidak sedikit pula yang merasa ada hal yang kurang. Sekitar 19% responden merasa kurang puas atau bahkan tidak puas dengan kinerja Timnas Indonesia di bawah kepelatihan STY. Mereka berpendapat bahwa meskipun ada perbaikan dalam kualitas permainan, pencapaian tim di ajang-ajang internasional, seperti Kualifikasi Piala Dunia dan Piala AFF, masih jauh dari harapan.
Pemecatan STY sebagai pelatih kepala Tim Nasional Indonesia  oleh PSSI juga menimbulkan perdebatan. Beberapa pihak menganggap Keputusan ini tepat, sementara yang lain berpendapat sebaliknya. PSSI mengungkapkan alasan pemecatan STY adalah
- Kegagalan Strategi : PSSI menganggap  Strategi permainan yang ditunjukkan oleh STY sudah tidak efektif lagi.
- Kurangnya Komunikasi : Komunikasi antara STY dan pemain dinilai kurang baik.
- Evaluasi Kinerja : PSSI melakukan evaluasi kinerja STY dan memutuskan untuk mengakhiri kontraknya.
Dalam 5 tahun melatih Timnas Indonesia, STY berhasil membawa Indonesia lolos ke Round 3 Kualifikasi Piala Dunia untuk pertama kalinya, menempatkan Indonesia di posisi Runer up Piala AFF pada tahun 2020, dan membuat peringkat FIFA Indonesia meningkat dari 173 ke 125 selama masa STY.
Sampai saat ini belom ada informasi tentang siapa yang akan menggantikan STY sebagai pelatih kepala Tim Nasional Indonesia. Namun, Erick Thohir telah mengumumkan bahwa kontrak STY tidak diperpanjang karena PSSI membutuhkan pelatih dengan strategi dan komunikasi yang lebih baik.
Apakah pilihan ini tepat? Erick Thohir menyebut bahwa PSSI mempertimbangkan keputusan ini karena situasi panas di ruang ganti Timnas Indonesia dan kompleksitas dinamika tim. Namun, hanya waktu yang akan menjawab apakah keputusan ini tepat atau tidak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H