Mohon tunggu...
ferdie fiddian
ferdie fiddian Mohon Tunggu... -

mahasiswa STIKOM interstudi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Si "Datuk" yang terancam kepunahan

25 April 2014   23:51 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:11 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harimau Sumatra adalah species terakhir dari harimau yang ada di Indonesia, dan nampaknya mereka akan menyusul kerabat mereka dari Jawa dan Bali yang sudah mengalami kepunahan terlebih dahulu. Harimau sumatra adalah subspesies harimau yang habitat aslinya ada di pulau sumatra, merupakan satu dari enam subspecies yang masih bertahan hidup sampai sekarang dan masuk ke dalam kategori terancam punah.

Menurut lembaga konservasi dunia International Union for Conservation of Nature ( IUCN ), populasi di alam liar hanya tinggal 400 - 500 ekor saja dan masih terus menurun, penghancuran habitat menjadi ancaman terbesar dalam menurunnya populasi dan menyusul perburuan dan perdagangan liar.

13983737271382259796
13983737271382259796
Habitat Harimau Sumatra tersebar dari Aceh hingga Jambi dan terfokus di blok blok hutan dataran rendah yang semakin berkurang karena di jadikan lahan perkebunan kelapa sawit.

Hewan luar biasa ini banyak menjadi sumber legenda dan mitos di kebudayaan etnis etnis Indonesia, di sumatra utara daerah bukit barisan dimana harimau tinggal, suku batak memanggil harimau dengan sebutan " Opung " atau bahasa Indonesianya adalah kakek, di daerah sumatra barat dan jambi mereka memanggil harimau dengan sebutan " Datuk " karena sosok harimau adalah sosok yang sangat mereka hormati. Di jaman dahulu menurut cerita cerita legenda, saat harimau mengaum dari dalam hutan itu merupakan pertanda akan datangnya bencana. Di daerah Aceh bagian tenggara, di setiap desa di kaki gunung Leuser ada mempunyai seorang pawang harimau. Percaya atau tidak mereka dapat memanggil harimau dari dalam hutan dengan membakar dupa dan membaca mantra mantra. Dahulu kala bagi banyak suku suku di Sumatra Harimau merupakan sebuah sosok yang sangat di hormati keberadaannya, tapi sekarang tradisi tradisi itu sudah mulai terlupakan, dan kepunahan mereka bukanlah sesuatu yang menjadi perhatian bagi khalayak. Nampaknya Mitos dan legendapun sudah tak mampu menyelamatkan mereka dari kepunahan.

1398375209158887875
1398375209158887875
Gambar di samping adalah bangkai anak harimau yang di sita dari pedagang liar untuk di jual bagian bagian tubuh dan organnya untuk di jadikan semacam jamu dan obat kuat yang tidak ada bukti medisnya sama sekali. Perburuan dan perdagangan liar harimau sumatra tidak mendapat perhatian dari pemerintah Indonesia, sehingga masi banyak pemburu liar yang beraksi di hutan hutan sumatra.

perdagangan liar harimau memang menjanjikan uang yang besar, selembar kulit harimau di hargai 25 - 30 juta rupiah blom lagi organ organ tubuh mereka yang KATANYA bisa di jadikan obat kuat, pedagang pedagang liar ini hanya memikirkan keuntungan tanpa memikirkan kelestarian dan keseimbangan alam. apakah sudah tidak ada lagi yang peduli akan Kucing besar dan berloreng ini? saya yakin masih banyak orang yang peduli dan tergerak nuraninya seperti petugas petugas konservasi hutan dan polisi polisi hutan yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk mencegah para pemburu liar, dan membantu kelestarian Harimau sumatra, jangan sampai anak cucu kita hanya mengetahui harimau sumatra hanya dari ensiklopedia dan acara dokumenter hewan saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun