Sumber : smkn1mejayan.sch.id
Minim literasi menjadi sebuah isu mendasar pada masyarakat di Indonesia. Hal hal inilah yang mengakibatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terlihat 'mundur'. Literasi bukan hanya kebiasaan membaca namun bagaimana cara seseorang mengolah informasi.
Literasi adalah kemampuan seseorang untuk memahami makna suatu tulisan dan mengolah informasi. Dilansir dari laman bpkpenabur.or.id survei dari Program for International Student Assessmen (PISA) Indonesia menepati peringkat 62 dari 70 negara terkait dengan tingkatan literasi, hal ini membuktikan bahwa indonesia berada pada tingkat bawah. Hal ini timbul karena tidak dibiasakan dari kecil untuk membaca dan mengartikan makna dari sebuah kalimat.
Karena minim nya literasi pada masyarakat dampak yang terjadi adalah banyak nya masyarakat yang menjadi salah kaprah akan suatu berita. Orang orang yang malas membaca hanya akan membaca headline atau bahkan hanya melihat gambar dari sebuah berita. Sebagai contoh tentang korupsi 271 triliun, banyak yang mengira bahwa itu semua total uang yang di korupsi, padahal 271 triliun itu adalah estimasi kerugian lingkungan seperti kerusakan hutan dan non hutan, atau mungkin contoh lain nya seperti minum kayu putih agar terhindar dari Covid-19, itu semua adalah contoh berita salah kaprah dan disinformasi yang timbul akibat minim literasi.
Adapun upaya yang dapat kita lakukan untuk menghindari hal tersebut adalah membiasakan membaca secara lengkap, mencari akar permasalahan suatu isu, memastikan bahwa bacaan bersumber dari media yang kredibel, memberi pengajaran sedini mungkin kepada anak untuk rajin membaca dan memaknai sebuah kalimat. Dengan literasi yang baik tentu nya akan berdampak sangat baik bagi kehidupan bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H