Oleh Ferdy Wahyu Syahputra. Mahasiswa D4 Teknologi Radiologi Pencitraan, Universitas Airlangga
Salah satu risiko bagi tenaga medis berkaitan dengan radiasi bagi ahli radiologi dan ahli radiologi dalam terapi. Hal ini sangat bermanfaat dalam diagnosis dan pengobatan, tetapi dapat menjadi bencana ketika terjadi paparan radiasi yang berlebihan. ICRP berpendapat bahwa ambang batas radiasi bagi tenaga medis adalah 20 mSv dalam setahun dan tidak lebih dari 50 mSv dalam setahun. Paparan radiasi untuk wanita hamil harus dibatasi hingga 1 mSv selama masa kehamilannya. Semua data ini menunjukkan perlunya memahami dan mengelola risiko radiasi di lingkungan medis.
Potensi efek jangka pendek dan jangka panjang pada tenaga medis termasuk mual, kelelahan, kerusakan jaringan, dan risiko peningkatan kasus kanker. Sebuah studi oleh Brenner dkk. (2003) memperkirakan bahwa paparan radiasi yang terkait dengan prosedur medis mungkin bertanggung jawab atas sekitar 1% dari semua kasus kanker di A.S. Efek jangka panjang termasuk peningkatan risiko kanker, kerusakan genetik, dan berbagai gangguan kesehatan lainnya. Efek-efek dari dosis rendah yang diterapkan berulang kali ini ditemukan dapat meningkatkan risiko kanker, termasuk leukemia. Selain itu, hal ini juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti pembentukan katarak dan nyeri sendi. Para profesional perawatan kesehatan harus menyadari risiko tersebut dan mengambil langkah-langkah pencegahan.
Beberapa strategi perlindungan yang dapat dilakukan oleh tenaga medis untuk menghindari paparan radiasi, di mana penggunaan alat pelindung diri (APD) sangat dianjurkan, termasuk mengenakan celemek timbal, pelindung tiroid, dan kacamata pelindung. APD dirancang untuk menyerap radiasi dan melindungi bagian tubuh yang sensitif. Menurut data dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nasional (BAPETEN), penggunaan APD dapat mengurangi paparan radiasi hingga 90% di dalam kawasan lindung. Selain itu, pengaturan ruang kerja juga sangat penting; ruang radiologi harus didesain dengan baik untuk meminimalkan paparan semaksimal mungkin. Hal ini dapat mencakup pemberian dinding penghalang radiasi dan zonasi ruang kerja ke dalam area yang aman dan berisiko.
Pelatihan dan pendidikan juga berkontribusi terhadap pencegahan. Tenaga medis perlu dilatih secara teratur tentang keselamatan radiasi dan prosedur apa yang harus diikuti untuk mencegah risiko. Menurut WHO, keberadaan institusi dengan program pelatihan rutin tentang keselamatan radiasi menurunkan insiden kecelakaan radiasi hingga 50%. Selain itu, pemantauan dosis radiasi yang diterima oleh tenaga medis melalui dosimeter dapat membantu mengidentifikasi paparan berlebih.
Meskipun radiasi memainkan peran yang sangat penting dalam dunia medis, bahayanya bagi tim medis tidak dapat diremehkan. Tindakan pencegahan yang tepat, seperti penggunaan APD, mengontrol ruang kerja yang aman, dan pelatihan yang tepat, harus diterapkan agar tim medis dapat tetap aman dari efek radiasi yang berbahaya. Keselamatan dan kesehatan dalam pekerjaan harus menjadi perhatian utama dalam praktik apa pun yang berhubungan dengan radiasi di bidang medis.
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (2020) Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 tentang Keselamatan Radiasi pada Penggunaan Pesawat Sinar-X dalam Radiologi Diagnostik dan Intervensional. [Online] Available at: https://jdih.batan.go.id/koleksi/peraturan/2020/PERATURAN%20BADAN%20PENGAWAS%20TENAGA%20NUKLIR%20NOMOR%204%20TAHUN%202020.pdf (Diakses, 26 Oktober 2023)
Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi (1970) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Terhadap Bahaya Radiasi. [Online] Available at: https://jdih.batan.go.id/koleksi/peraturan/1970/PP%20NO%2021%20TAHUN%201970.pdf (Diakses, 26 Oktober 2023).
Firdaus, A. R. H., Alwiyah, A. U. and Sudarti (2024) 'Analisis Strategi Proteksi Radiasi pada Tenaga Kerja di Instalasi Radiologi Rumah Sakit', Eduproxima: Jurnal Ilmiah Pendidikan IPA, 6(1), pp. 44–51. [Online] Available at: http://jurnal.stkippgritulungagung.ac.id/index.php/eduproxima (Diakses, 26 Oktober 2023).
Soufyan, M. D. (2008) Pengembangan Program Kesehatan & Keselamatan Kerja Pada Pelayanan Radioterapi di RS XYZ Berdasarkan Kajian Risiko. Tesis, Universitas Indonesia.