REFIEW JURNAL KESEHATAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HEALTH BELIEF MODEL
Sebagai makhluk sosial, kita tidak bisa lepas dari pengaruh media sosial dalam kehidupan sehari-hari. Tidak terkecuali layanan kesehatan, media sosial bisa menjadi alat yang ampuh untuk mendorong perubahan perilaku. Namun, agar upaya tersebut berhasil, kita perlu memahami faktor psikologis yang mempengaruhi persepsi dan niat pengguna media sosial untuk melakukan perilaku sehat.Â
Sebuah penelitian terbaru menggunakan pendekatan Health Belief Model untuk menganalisis efektivitas postingan video "Gerakan Cuci Tangan yang Benar" di media sosial TikTok.HBM merupakan teori yang sering digunakan untuk memahami perilaku kesehatan individu, yang mencakup enam konsep utama.
Pertama, kerentanan yang dirasakan. Studi ini menemukan bahwa mayoritas responden (67%) merasa rentan terhadap dampak negatif dari publikasi video tersebut, seperti mengurangi keinginan untuk mencuci tangan. Hal ini menunjukkan pengetahuan mereka terhadap risiko kesehatan yang mungkin ada.
Kedua, tingkat keparahan yang dirasakan. Para responden juga memahami bahwa postingan video "Gerakan mencuci tangan yang benar" dapat berdampak serius terhadap perilaku kesehatan mereka. Artinya, mereka sadar akan dampak buruk yang bisa terjadi jika tidak melakukan tindakan pencegahan.
Ketiga, manfaat yang dirasakan. Mereka menjawabnya percaya bahwa memposting video tersebut dapat meningkatkan perilaku mencuci tangan mereka, yang merupakan tindakan pencegahan yang efektif. Keyakinan ini dapat mendorong mereka untuk menerapkan perilaku sehat.
Sayangnya, penelitian ini tidak secara jelas mengidentifikasi persepsi penjawab mengenai hambatan yang mungkin mereka hadapi dalam mengambil tindakan pencegahan. Hal ini penting untuk diketahui agar dapat dirancang strategi untuk meminimalkan hambatan-hambatan tersebut. Selain itu, penelitian ini juga menyarankan perlunya memperhatikan sinyal tindakan yang dapat mendorong individu untuk mengambil tindakan pencegahan.Â
Memposting video yang menarik dan menghibur, misalnya, dapat menjadi sinyal kuat untuk mendorong pengguna media sosial mengubah perilaku mencuci tangan. Penelitian ini tidak membahas secara khusus efektivitas diri responden dalam menerapkan perilaku cuci tangan.Â
Namun, kemampuan individu dalam berperilaku sehat juga merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi penerapan perilaku sehat. Mempromosikan perilaku sehat melalui media sosial bukanlah tugas yang mudah. Namun, dengan memahami faktor psikologis yang mempengaruhi persepsi dan niat penggunanya, kita dapat merancang strategi yang lebih efektif. Upaya ini penting agar pesan kesehatan terkomunikasikan dengan baik dan mendorong perubahan perilaku.
Referensi:
Al Hanif, Davin Risy, Vina Mahdalena, and Lusia Handayani. "Efektivitas Komunikasi Kesehatan Melalui Short Video Bagi Perubahan Perilaku Kesehatan." Ekspresi Dan Persepsi: Jurnal Ilmu Komunikasi 6.2 (2023): 218-228.Â