Itu sebabnya kekacauan politik terbesar di tubuh Golkar terjadi pada masa kepemimpinan ARB, siapa yang ga ingat adanya Golkar tandingan. Ini seharusnya menjadi cermin bagi ARB bahwa ada kader-kader Golkar yang sudah jengah dengan intrik-intrik kotor, bahwa ada kader-kader yang menginginkan pembaharuan dan kebaruan di tubuh Golkar.
Berkaitan dengan Munaslub yang sedang berlangsung saat ini, kita seolah diberi tontonan antara kelompok caketum status quo dengan dosa-dosa politik yang kasat mata yang juga menjadi perpanjangan tangan ARB, versus caketum pembaharu yang seolah menjadi underdog. Namun proses demokrasi di tubuh Golkar tetaplah milik kader-kader mereka. Apakah akan lahir Golkar Baru atau malah justru pembusukan politik di tubuh Golkar semakin parah.
Akankah mereka berani memilih dengan nurani? kita lihat saja. Salah memilih berarti mereka akan tenggelam pada pemilu berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H