Mohon tunggu...
Ferdy Maryanto
Ferdy Maryanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Explore

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pengolahan Sampah di Pasar Induk Kramatjati yang Tidak Tertangani

14 Juli 2024   10:47 Diperbarui: 14 Juli 2024   11:05 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sejak 3 tahun terakhir Kota DKI Jakarta produksi limbah sampah meningkat dengan drastis, yang pada tahun 2020 dan 2021 memiliki jumlah persentase yang sama sebanyak 14,02, dan tahun 2022 diangka 22,95.

Hasil dari wawancara dari berbagai pemulung yang berada di pasar induk kramatjati yang sebagian mengambil atau mengelola sampah hanya untuk dijual untuk keberlangsungan hidup.

Begitu yang dikatakan oleh salah satu seorang pemulung dia mengukapkan bahwa dengan mencari sampah di pasar tersebut hanya untuk keberlangsungan hidup keluarganya

"Saya mencari sampah plastik, terus saya kumpulkan dalam beberapa hari untuk dipilih dan dipilah, setelah mencapai batas yang dikira cukup saya jual ke pengepul sampah"

Setiap hari adanya pengambilan dari suatu lembaga pengelola sampah yang ada di daerah DKI Jakarta dan memanfaatkan sampah plastik, buah atau sayuran yang digunakan untuk kepentingan yang dapat memberikan dampak yang lebih baik dengan di olah menjadi suatu produk pupuk kompos dan dijadikan untuk makanan hewan ternak.

PT Elang Cakra yang menjadi lembaga pengelola khusus pengolahan limbah sampah yang ada di pasar induk kramatjati. Menggandeng berbagai lembaga-lembaga yang ada di DKI Jakarta untuk pengolahan limbah sampah setelah diambil dari pasar tersebut.

Meski setiap hari diangkut, sampah plastik, sayur dan buah busuk, hingga kayu bekas yang merupakan limbah dari pasar itu sendiri, tidak menutup kemungkinan terjadi penumpukan sampah yang menimbulkan polusi udara dan membuat terhambatnya akses jalan di pasar tersebut.

Hanya ada satu buldoser yang dioperasikan untuk memindahkan atau mengelola sampah yang ada di pasar tersebut, padahal dalam satu pengolahan atau pengambilan sampah di pasar tersebut sebanyak 10 ton per hari, tetapi dengan hal itu masih terjadi penumpukan sampah yang signifikan dari area pasar menuju tempat pembuangan sementara. Ditambah, mobil pengangkut sampah yang tidak cukup banyak.

"Kondisi selama dua hari terakhir baru diangkut lagi, padahal setiap hari diangkut, Cuma sampahnya yang cukup banyak. "Ujar seorang pegawai lembaga pengolahan sampah"

 Saya harap lembaga yang menangani biasa mendalami dalam memonitpring bisa maksimal dalam perihal sampah agar tertangani. Dengan cara pihak lembaga yang menangani perihal sampah yang ada di pasar induk kramatjati Tidak hanya dari pihak lembaga pengelola sampah yang ada di pasar induk kramatjati, dan seharusnya juga melibatkan warga sekitar untuk pengolahan sampah yang bisa menambah penghasilan masyarakat sekitar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun