Dari hasil penelitian yang disajikan dalam artikel tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor komunikasi keluarga, terutama orientasi percakapan, konformitas, dan keteladanan, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan psikososial remaja. Orientasi percakapan memiliki hubungan positif dengan identitas sosial dan identitas pribadi remaja, sementara orientasi konformitas dapat mempengaruhi harga diri remaja dan penggunaan teknologi. Selain itu, temuan menunjukkan bahwa orang tua perlu memainkan peran kreatif dalam komunikasi dengan anak-anak untuk meningkatkan kesejahteraan psikososial remaja. Penelitian ini dapat membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan untuk mencapai kesejahteraan psikologis masyarakat di masa depan.
Kekuatan Penelitian
Metode Kuantitatif yang Valid: Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua dimensi komunikasi keluarga dan psikososial remaja memiliki nilai Cronbach's Alpha di atas 0,6, menunjukkan validitas pengukuran yang baik.
Ukuran Sampel yang Representatif: Â Penelitian melibatkan 101 responden remaja, dengan persentase responden laki-laki dan perempuan yang seimbang, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih representatif terhadap populasi remaja.
Temuan Signifikan: Penelitian menemukan bahwa orientasi percakapan memiliki pengaruh signifikan terhadap psikososial remaja, memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman tentang faktor-faktor yang memengaruhi kesejahteraan psikososial remaja.
Implikasi Kebijakan: Temuan penelitian dapat membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan untuk mencapai kesejahteraan psikologis masyarakat di masa depan, menunjukkan relevansi dan dampak sosial dari penelitian ini.
- Relevansi dengan Isu Kontemporer: Penelitian ini relevan dengan isu kontemporer, terutama dalam konteks pandemi COVID-19, di mana masalah psikososial pada remaja menjadi semakin penting. Penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana komunikasi keluarga dapat mempengaruhi kesejahteraan psikososial remaja dalam situasi yang menantang.
Kelemahan Penelitian
- Ukuran Sampel yang Terbatas: Meskipun penelitian ini melibatkan 101 responden, ukuran sampel ini masih tergolong kecil dan mungkin tidak mewakili keragaman remaja secara menyeluruh. Hal ini dapat membatasi generalisasi temuan penelitian ini terhadap populasi remaja secara luas.
- Keterbatasan Umur Responden: Penelitian ini hanya melibatkan remaja berusia 13 hingga 16 tahun. Hal ini dapat membatasi generalisasi temuan penelitian terhadap remaja dengan rentang usia yang lebih luas.
- Keterbatasan Instrumen Pengukura: Meskipun kuesioner survei digunakan sebagai instrumen pengumpulan data, penelitian ini tidak memberikan informasi rinci mengenai validitas dan reliabilitas kuesioner yang digunakan. Informasi ini penting untuk menilai sejauh mana instrumen tersebut dapat diandalkan dan valid dalam mengukur variabel yang diteliti.
- Keterbatasan Lokasi Penelitian: Penelitian ini mungkin hanya dilakukan di lokasi atau lingkungan tertentu, sehingga temuan penelitian mungkin tidak dapat diterapkan secara universal. Penelitian lebih lanjut dengan sampel yang mencakup berbagai lokasi geografis dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif.
- Keterbatasan Variabel: Penelitian ini hanya mempertimbangkan faktor komunikasi keluarga dalam hubungannya dengan kesejahteraan psikososial remaja. Ada kemungkinan bahwa terdapat faktor-faktor lain yang juga berperan penting dalam kesejahteraan psikososial remaja yang tidak dipertimbangkan dalam penelitian ini.
Kesimpulan
Berdasarkan informasi yang diberikan, kesimpulan penelitian ini adalah bahwa faktor komunikasi keluarga, terutama orientasi percakapan, konformitas, dan keteladanan, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan psikososial remaja. Meskipun ada hubungan negatif yang lemah antara faktor komunikasi keluarga dan psikososial remaja, orientasi percakapan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap psikososial remaja. Selain itu, temuan ini menekankan pentingnya peran orang tua dalam berkomunikasi dengan anak-anak untuk meningkatkan kesejahteraan psikososial remaja. Implikasi dari penelitian ini dapat membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan untuk mencapai kesejahteraan psikologis masyarakat di masa depan.
Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman tentang faktor-faktor yang memengaruhi kesejahteraan psikososial remaja dan memberikan implikasi yang relevan dalam konteks sosial dan kebijakan.
II. JURNAL 2