Dunia perkulineran tak ada habis-habisnya untuk dibicarakan. Makin hari seiring dengan perkembangan zaman, keanekaragaman kuliner kian berkembang pesat di mana-mana. Mulai dari makanan berat hingga kudapan ringan. Di Indonesia sendiri, terdapat berbagai macam kuliner identik sesuai daerah asalnya. Namun ada salah satu kudapan yang di mana-mana bisa dijumpai yaitu tak lain dan tak bukan ialah gorengan.
Gorengan adalah salah satu kudapan favorit warga Indonesia yang dapat dinikmati oleh semua kalangan. Mulai dari tua dan muda, hingga masyarakat dengan kelas sosial tinggi sampai kelas sosial rendah. Karena dijual dengan harga yang ramah dikantong. Dengan uang 500 sampai 2000 rupiah, kita bisa mendapatkan sebutir gorengan. Masyarakat Indonesia biasanya membeli dengan jumlah lebih dari satu, karena dirasa kurang nikmat bila hanya memakan satu butir gorengan saja, hahaha. Di dalam gorengan sendiri ada berbagai macam jenis, contohnya tempe goreng, tahu goreng, bakwan, lumpia, cireng, ubi goreng, singkong goreng, pisang goreng, dan masih banyak lagi.
Dari semua jenis gorengan, ada satu gorengan yang terbukti eksis hingga dunia internasional, yaitu pisang goreng. Pada Februari tahun 2023 Taste Atlas yang merupakan ensiklopedia makanan dunia mengeluarkan daftar bahwa pisang goreng dinobatkan sebagai best deep-fried dessert in the world. Ini merupakan suatu kebanggaan bagi masyarakat Indonesia, bahwa kudapan yang sering sekali ditemukan itu ternyata menjadi makanan penutup terbaik di Dunia. Ini terjadi juga karena masyarakat sadar akan pentingnya membawa eksistensi negara Indonesia tercinta ini dengan cara apa pun. Dengan makin dikenalnya makanan Indonesia, itu memberi efek positif untuk ekonomi negara Indonesia. Ke depannya Warga Negara Asing jadi penasaran ingin mencicipi makanan Indonesia lainnya atau bahkan  ingin traveling ke Indonesia.
Melihat dari sejarahnya, kehadiran pisang goreng tidak dapat dilepaskan dari campur tangan kolonialisme. Pada abad ke-16 Pisang goreng pada awalnya dibawa dan diperkenalkan oleh bangsa Portugis. Mereka mempunyai kebiasaan sarapan dengan pisang yang dibalut tepung itu. Kebiasaan tersebut dibawa ke wilayah Asia Tenggara ketika saat itu Portugis menjajah Indonesia. Lalu kebiasaan tersebut menyebar di wilayah melayu dan salah satunya adalah Indonesia. Pisang goreng pun menjadi kudapan yang digemari oleh masyarakat Indonesia.
Dalam penyajiannya, pisang goreng bisa lebih nikmat bila disajikan dan disantap dengan bahan lainnya tergantung selara masing-masing. Ada yang menyantap dengan ketan seperti ala padang atau dicocol dengan sambal roa khas manado, bisa pula dengan tambahan sederhana seperti coklat, madu, susu, atau pun keju. Atau hanya sekadar dimakan begitu saja sudah sangat nikmat. Pada sebagian orang, tak nikmat rasanya bila pisang goreng tak disajikan dengan minuman seperti kopi atau teh hangat dan bercengkerama bersama keluarga atau pun sahabat, mantep nyooo.
Indonesia menjadi negara dengan produksi pisang yang besar. Pada tahun 2021, sektor pertanian Indonesia menghasilkan pisang sebanyak 8,74 juta ton. Terdapat lebih dari 246 macam pisang yang tumbuh di Indoensia. Bila melihat dari jenisnya, ada beberapa jenis pisang yang sangat cocok untuk dijadikan pisang goreng. Beberapa di antaranya adalah pisang kepok, pisang raja, pisang nangka, pisang tanduk.
Pisang goreng adalah kudapan masyarakat Indonesia yang harus kita lestarikan. Walau terlihat sederhana, pisang goreng sudah eksis di kancah Internasional. Selain rasanya yang nikmat, kudapan ini juga bisa membawa kesan sosial yang hangat bila disantap bersama keluarga maupan sahabat. Indonesia adalah negara yang banyak sekali memproduksi pisang. Bermacam-macam varietas pisang bisa dijumpai di berbagai macam daerah. Kita selaku warga negara Indonesia, sudah sepatutnya mensyukuri semua yang ada pada negeri ini. Kita harus bangga pada kudapan-kudapan di masyarakat dan menunjukkan eksistensinya kepada dunia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI