[caption caption="BTS foto republika.co.id"][/caption]"Harapan kami, kemanapun Pelanggan Telkomsel Pergi, tidak kehilangan sinyal", demikian dinyatakan salah seorang Pejabat Telkomsel Regional Jateng & DIY ketika dikonfirmasi soal kemungkinan kerugian bisnisnya di Pulau Karimunjawa tahun 2007 silam seusai Telkomsel membangun BTS di Pulau Karimunjawa dengan mengoperasikan 3 unit Genset untuk mencatu BTS di Pulau Karimunjawa yang saat itu belum ada pasokan listrik PLN.
Saat itu (2007) PT. Telkomsel memang nekad membangun BTS di Pulau Karimunjawa yang belum ada listrik dengan konsekuensi menyediakan 3 Unit Genset untuk mengoperasikan BTSnya dengan biaya yang terbilang mahal, sementara operator seluler lain saat itu kelihatannya enggan membangun BTS di pulau-pulau kecil yang belum ada listriknya dengan alasan investasinya besar, pemeliharaannya rumit dan segala macam alasan. Saat itu operator lain lebih fokus membangun di Pulau Jawa dan kota besar yang secara bisnis lebih menguntungkan.
Telkomsel terus melakukan inovasinya di Pulau Karimunjawa untuk cost effisiensi operasional BTS menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan memasang Teknologi Solar Cell Hybrid yang dikombinasikan dengan kincir angin. Kini, di tahun 2016 tepatnya tanggal 30 Mei 2016 Pulau Karimunjawa sudah teraliri listrik 24 Jam dan Telkomsel tinggal meraup untung di bisnis selulernya setelah 9 tahun melayani masyarakat Karimunjawa seiring berkembangnya Pulau Karimunjawa menjadi destinasi unggulan Wisata Bahari di Provinsi Jawa Tengah.
Tidak hanya di Pulau Karimunjawa yang berdekatan dengan sentra bisnis di Pulau Jawa ini, nun jauh disana di ujung paling utara Indonesia tepatnya di Pulau Miangas sebuah pulau kecil yang terpencil yang berbatasan langsung dengan Negara Tetangga Philipina, tahun 2009 Telkomsel membangun BTS di Pulau yang hanya mendapat catuan listrik PLN selama 8 jam ini.
BTS yang dibangun Telkomsel di Pulau Miangas saat itu (2009) bukan BTS seperti yang banyak kita lihat, bukan pula mini BTS atau mikro BTS melainkan pico BTS ! Yang ditempatkan di atap pendopo Kampung Miangas dengan jangkauan maksmal 100 meter dalam keadaan idle dan terus mengkerut jika banyak pelanggan yang datang ke Pendopo Kampung untuk melakukan komunikasi via sms karena dari 8 kanal yang tersedia, hanya ada 1 kanal voice saja lainnya adalah kanal sms (7 kanal).
Kehadiran pico BTS Telkomsel di Pulau Miangas disambut gembira oleh seluruh penduduk Pulau Miangas dan seperti mengharuskan semua penduduk Pulau Miangas untuk mengganti SIM Cardnya dengan SIM Card Simpati atau Kartu As Telkomsel termasuk 100 orang Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang akan melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pulau Miangas terpaksa harus mengganti kartu-kartunya HPnya dengan Kartu Telkomsel dengan akses data masih menggunakan GPRS saat itu.
Pico BTS Telkomsel tidak mengandalkan catuan listrik PLN yang saat itu hanya beroperasi 8-10 Jam (18:00 s.d 02:00) tetapi menggunakan Energi Baru Terbarukan Solar Cell dengan battery kering yang pemeliharaannya dipercayakan kepada salah seorang penduduk dengan dibekali satu unit Pesawat Telepon Satelit (PSN Byru) untuk koordinasi jika terjadi gangguan BTS.
[caption caption="BTS Telkomsel (foto: tribunnews.com)"]
Jadi kemanapun Pelanggan Telkomsel pergi, mereka tidak akan kehilangan sinyal Telkomsel termasuk ke Pulau Miangas sekalipun apalagi hanya ke Pulau Karimunjawa.
Pekalongan, 20 Juni 2016
Penulis,
Ferdi Rosman Feizal
Telkomsel +6282221187752