[caption caption="Rob di Pantai Karang Paranje, Pameungpeuk Garut Selatan"][/caption]Fenomena alam sepertinya menjadi hal yang menjadi 'rahasia alam', tidak tahu penyebabnya tiba-tiba air laut naik dan meluber ke bibir pantai bahkan hingga jauh ke daratan. Dampak La Nina bukan juga seperti dilansir BMKG, akibat bulan juga bukan karena bulan belum juga penuh (purnama), masih kurang dari ¼ malah tapi air laut semakin meninggi meluber jauh ke daratan seperti di Pantai Pangandaran Jawa Barat, Teluk Penyu Cilacap Jawa Tengah bahkan sampai menjebolkan talud di Pantai Mutiara dan Muara Angke Jakarta.
Rob di Semarang utara Jawa Tengah sudah menjadi langganan seperti halnya Rob di kawasan utara Kota Pekalongan, tapi tahun ini semakin tinggi dan semakin meluas sampai-sampai warga di Pekalongan Utara yang berdekatan dengan laut banyak yang mengungsi. Di beberapa Pantai seperti di Lumajang Jawa Timur, Pantai Karang Paranje Pameungpeuk Garut Selatan, Pantai Parangtritis Bantul Jogjakarta banyak bangunan non permanen untuk wisata roboh tergerus air laut yang meninggi disertai gelombang yang menghamtan semua benda yang berada di bibir pantai.
Yang kita ingat adalah Bulan Mei awal terjadinya rob di Kota Pekalongan menyusul rob di pantai-pantai lain di Pulau Jawa yang notabene berada di selatan garis maya 'khatulistiwa' dimana di Bulan yang sama, tepatnya tanggal 21-Mei-2016 kemarin nun jauh disana di utara khatulistiwa di ujung utara Indonesia tepatnya di Pulau Miangas justru terjadi 'Surut' yang paling jauh.
[caption caption="Festibal Manam'mi di Pulau Miangas (foto : lidik.net)"]
Kalau dihitung-hitung berdasarkan kalender 'bulan' tgl 21-Mei-2016 saat terjadinya air laut surut sangat jauh bertepatan dengan tanggal 14 saat bulan penuh atau bulan purnama yang konon katanya biasanya terjadi air laut pasang karena posisi bulan sangat dekat dengan bumi, pasang air laut pada saat bulan purnama terjadi di pulau jawa yang notabene berada di selatan khatulistiwa, berbeda yang terjadi di belahan Indonesia di utara khatulistiwa malah air laut surut bahkan surutnya cukup jauh sampai-sampai terumbu-terumbu karang terlihat hingga jauh yang biasanya terjadi mulai tengah malam hingga pagi hari dimana kesempatan ini tidak disia-siakan oleh warga Pulau Miangas untuk menangkap ikan dengan pedang dibantu alat penerangan seperti obor, senter.
[caption caption="Pantai Miangas Surut (foto : Arnold Mooth)"]
Pekalongan, 9 Juni 2016
Ferdi Rosman Feizal
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H