Mohon tunggu...
luis ferdino
luis ferdino Mohon Tunggu... -

menjadi bijak memang sulit tapi jauh lebih sulit untuk menjadi baik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Aktualisasi si Doel

3 Mei 2010   08:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:26 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sinetron si Doel Anak Sekolahan yang sekarang sedang diputar ulang di RCTI sebenarnya mengajarkan kita untuk bersikap wajar. Wajar bagaimana dan seperti apa ? itulah pertanyaannya. Wajar seperti si Doel, seperti Babe, seperti Karyo, atau Mandra, atau bisa juga wajar seperti pola hidup kita sehari-hari. Kenapa begitu ? ya karena realita dalam si Doel adalah realita yang sebenarnya walau tidak 100% sama dan identik. Realitas si Doel adalah bagaimana suatu kehidupan keluarga betawi yang teguh menjaga adat dan budaya serta nuansa modern yang pasti akan mereka hadapi. Inilah potret yang ada di Indonesia saat ini bukan potret Cinta Fitri, Safa dan Marwah, atau yang lain-lain sinetron yang hanya menjual mimpi. si Doel memang menjual mimpi tapi mimpi yang bisa dinalar bahkan mungkin inilah yang perlu kita aktualisasikan. Kesalehan, kejujuran dan kesantunan itu yang sudah jarang tampak di ibukota akhir-akhir ini. Ketika tampak sebuah kesantunan tidak jarang dilandasi dengan simbol-simbol agama yang sangat kuat, bukan karena pribadi yang asli Indonesia. Ketika tampak sebuah kejujuran yang ada hanyalah pemaksaan untuk berbuat jujur dalam arti tidak menerima uang suap bukan kejujuran untuk melihat keadaan di sekitarnya. Kesalehan saat ini juga identik dengan penampilan bukan keadaaan yang membentuknya. Coba perhatikan berapa banyak jamaah haji asal Indonesia tiap tahun, yang berbanding lurus dengan jumlah kemiskinan yang terus meningkat. Kewajaran yang dipotret dari keluarga si Doel adalah realita mimpi yang orisinal, kita juga bisa wajar bila kita mengerti dan memahami masyarakat bukan teori atau kritikan yang sok cerdas. Kewajaran bersikap dan berperilaku sesuai budaya kita saat ini sedang kurindukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun