Mohon tunggu...
Ferdinandus WinandySoesilo
Ferdinandus WinandySoesilo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Bisnis dan Tutor

Dosen bisnis yang humoris dan suka bercanda Life Coach and Mindset Coach

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Stress, Baik atau Tidak?

7 November 2023   07:00 Diperbarui: 13 November 2023   08:45 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa itu Stress?

WHO (2023) mendefinisikan stress sebagai keadaan khawatir atau ketegangan mental yang disebabkan oleh situasi yang sulit. Stres adalah respon alami manusia yang mendorong kita untuk mengatasi tantangan dan ancaman dalam hidup kita. Setiap orang mengalami stres sampai tingkat tertentu. Namun, cara kita merespons stres, membuat perbedaan besar pada kesehatan kita secara keseluruhan. 

Cara Anda berpikir tentang sesuatu dapat mengubah pengaruhnya terhadap Anda

Pola pikir (mindset) adalah suatu kepercayaan yang membentuk realita, mencakup reaksi-reaksi fisik yang obyektif dan bahkan kesehatan jangka panjang, kebahagiaan dan kesuksesan.  Pola pikir ini sendiri dapat berhubungan dengan yang namanya stress.  

Pola pikir stress (Stress Mindset) adalah cara Anda berpikir tentang stres dan bagaimana Anda menyikapinya. Ini bukan hanya tentang apakah Anda menganggap stres itu baik atau buruk, tetapi juga tentang apa yang Anda pikirkan saat Anda merasa stres.

Pixabay
Pixabay

Pola pikir stres Anda adalah filter yang Anda gunakan untuk menganalisis pengalaman stres. Sebagai contoh, Anda mungkin memiliki pola pikir yang mengatakan, "Hidup tidak seharusnya membuat stres." Atau Anda mungkin berpikir bahwa jika Anda stres, itu berarti ada sesuatu yang salah dengan Anda atau hidup Anda. Hal ini membuat stres terasa lebih menegangkan, dan lebih merusak (McGonigal, 2015).  Penelitian menunjukkan bahwa mengubah cara berpikir Anda tentang stres dapat berdampak besar pada kesehatan dan kebahagiaan Anda.

Efek yang Anda harapkan adalah efek yang Anda dapatkan 

Sebuah studi/penelitian dengan tema Shake Testing Study yang dilakukan oleh seorang psikologis dari Columbia University yang bernama Alia Crum dengan mengundang beberapa partisipan yang lapar untuk datang ke laboratorium di jam delapan pagi setelah melakukan puasa sepanjang malam.   

Pada kunjungan pertama kali, semua peserta diberikan minuman milkshake dengan label "Indulgence: Decadence You Deserve"  dengan label nutrisi menunjukan 620 kalori dan 30 gram lemak.  Di kunjungan kedua mereka diberikan milkshake dengan label "Sensi-Shake": Guilt-Free Satisfaction" dengan label nutrisi 140 kalori dan 0 gram lemak.  

Ketika para partisipan meminumi milkshake mereka dihubungkan dengan kateter intravena yang mengambil sampel darah. Crum sedang menguji perubahan pada kadar ghrelin dalam darah, yang juga dikenal sebagai hormon kelaparan.  Ketika kadar ghrelin dalam darah turun, anda akan merasa kenyang, sedangkan ketika kadar ghrelin dalam darah naik maka anda akan segera mencari snack/kudapan.  Ketika anda makan sesuatu makanan yang tinggi akan kalori atau lemak, maka kadar ghrelin dalam darah akan menurun secara dramatis.  Makanan yang kurang mengenyangkan memiliki dampak yang lebih ringan/sedikit (McGonigal, 2015).

Pexels
Pexels

Orang akan mengharapkan milkshake dengan label Decadence dan Sensi memiliki efek tingkatan ghrelin yang sangat berbeda, dan ternyata betul terjadi efek yang sangat berbeda dari kedua jenis milkshake.  Minuman Sensi-Shake memiliki penurunan yang sangat sedikit dalam kadar ghrelin, sementara mengkonsumsi Decadence memberikan penurunan yang sangat besar dalam kadar ghrelin.  Tetapi inilah masalahnya, label-label yang ada di milkshake adalah palsu.  Kedua minuman yang diberikan kepada para peserta sama-sama mengandung 380 kalori.  Seharusnya tidak terdapat perbedaan dalam bagaimana saluran pencernaan para peserta merespon.  Tetapi, ketika mereka percaya minuman shake yang mereka minum adalah suguhan yang memanjakan, kandungan ghrelin dalam darah mereka turun tiga kali lipat dibandingkan ketika mereka mengira itu adalah minuman diet.  Efek yang diharapkan orang adalah kekenyangan adalah hasil yang mereka dapatkan.  (McGonigal, 2015).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun