Mohon tunggu...
Ferdinandus A Ninggar
Ferdinandus A Ninggar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa yang mencoba belajar secara terus menerus setiap saat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jalan Menuju Merdeka Belajar Seperti Jalan Terjal dan Gelap di Desa dengan Status Kota Kabupaten Premium

22 April 2022   16:01 Diperbarui: 22 April 2022   16:06 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Ferdinandus Arjo Ninggar

Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT

Manggarai Barat merupakan pemekaran dari Manggarai, nama kota Kabupatennya Labuan Bajo. Ada 12 kecamatan di kabupaten tersebut. Dengan 291 Sekolah Dasar baik Swasta maupun Negeri, 109 Sekolah Menengah Pertama, 39 Sekolah Menegah Atas Sederajat, 13 Sekolah Menegah Kejuruan (kemdikbud.go.id, Tanpa Tahun) dan 1 Politeknik.

Kota Kabupaten Manggarai Barat berstatus kota premium, yang mana ini menjadi kebanggaan bagi masyarakat disana. Status kota premium ini menjadikanya daya tarik bagi wisatawan baik regional, nasional maupun internasional. Oleh karena itu sangat di sayangkan apabila peningkatan sumber daya manusia tidak dilakukan dengan baik. Dilakukan baik Secara formal maupun informal, kerena pedidikan merupakan ujung tombak yang tidak boleh kita pandang sebelah mata, generasi penerus bangsa haruslah betul-betul kita perhatikan aspek pendidikannya. Perlu untuk menyampaikan apresiasi setingi-tingginya bagi semua pihak yang telah mengaungkan merdeka belajar, karena dengan merdeka belajar kita mampu akhirnya menemukan passion kita masing-masing.

Semangat menggaungkan merdeka belajar sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia pada umumnya.dan di Manggarai Barat pada khususnya. Apalagi dengan Pesatnya pembangunan di Manggarai Barat yang terfokus di kota Labuan Bajo, sangat berbanding terbalik jika kita melihat di Kecamatan-kecamatan yang agak sedikit jauh dari kota Kabupatenya, yang mana pembangunannya masih lamban baik pembangunan infrastruktur maupun pembangunan Sumber Daya Manusia. Ini yang menjadi hal yang sangat fundamental dalam membangun sebuah peradaban dengan konsep merdeka belajar, yang harus kita mulai dari pikiran yang kita wacanakan hingga pada realisasi daripada apa yang kita pikirkan dan apa yang kita wacanakan. Oleh karena itu marilah kita sedikit bergeser ke realita yang sedang terjadi.

Di kacamata wisatawan mungkin hanya melihat event-event yang bersifat nasional maupun internasional dan mungkin juga terpesona dengan hotel-hotel megah, villa-villa dan restauranya yang berkelas di Labuan Bajo hingga mereka terbius dan tidak melihat aspek pendidikan dan infrastruktur yang belum merata. dengan bahasa yang sudah melekat pada kota itu yaitu kota Premium. Akan tetapi lantas patutlah kita plesetkan sedikit pandangan sehingga mampu melihat secara objektif dari berbagai aspek, terutama wajah pedidikan di Manggarai Barat secara keseluruhan.

Coba kita sedikit bergeser ke salah satu kecamatan yaitu Lembor Selatan, kita akan menemukan kenyataan yang begitu miris dan akan mulai dengan pertanyaan, bagaimana dengan akses ke sekolah anak-anak di kecamatan Lembor Selatan yang melewati sungai dengan arus yang deras demi mendapatkan pendidikan yang layak?

Kota Kabupaten yang premium di mata internasional bahkan tidak mampu mewujudkan merdeka belajar. Bagaimana kita berbicara pemerataan dengan asumsi secara ekonomi sudah ditetapkan lokasi premium, tetapi sumber daya manusianya tidak di bangun? ternyata merdeka belajar masih hanya sebatas slogan yang di nanti sebagaian masyarakat yang mendambakan anak mereka dapat sekolah yang layak di Universitas yang ada di negeri ini, selekas mereka menyelesaikan pendidikan yang harus dilewati terlebih dahulu. Tidak ada yang lebih menarik selain slogan tanpa makna itu. Merdeka belajar tetapi masyarakat masih sulit mengakses pendidikan.

Sebut saja di kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat, puluhan siswa Sekolah Dasar Katolik, Nisar dan Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Lembor Selatan di desa Nangabere rela melewati  Sungai Wae Mese yang mana mereka basah-basahan setiap harinya saat mereka ke sekolah dan bila musim hujan sudah tiba sebagian dari mereka tidak pergi sekolah karena melihat resiko yang akan meraka hadapi sangat berbahaya, saking semangat untuk dapat menikmati pendidikan perjuangan yang harus mereka lewati disetiap harinya begitu ekstrim (Seran, 2022). Ini artinya merdeka belajar belum menyentuh desa dilihat dari kejadian nyata yang terjadi begitu miris jika memandang sebelah mata persolan pendidikan ini.

Di manakah hati nurani kita? Kita bangga dengan kota premium lantas membuat kita lupa dengan persoalan yang paling mendasar dalam basis kehidupan bermasyarakat. Apakah mereka tidak layak mendapatkan sedikit sinar terang tanpa akses jalan yang begitu ekstrim hingga membahayakan mereka? Tidakkah cukup keringat mereka dengan perjalan jauh dari rumah tinggal ke tempat yang katanya membuat masa depan cerah? Penuntasan buta aksara adalah perjuangan secara kolektif tetapi jika persoalanya yakni akses ke sekolah yang sulit, dimanakah kita yang menggaungkan merdeka belajar?

Dalam tulisan ini memang sedikit membuka mata kita lebar-lebar, agar kita semua dapat mengerti apa yang menjadi persoalan mereka, merdeka belajar akan sangat bermanfaat jika benar-benar tidak hanya sampai di slogan semata dimedia sosial dan diwebinar-webinar yang kita dengarkan. Tindakan nyata apa yang semestinya kita lakukan? Mungkin disini penulis hanya mampu memberikan informasi melalui tulisan. Dengan harapan kita tidak lagi hanya melihat berkilaunya kota premium Labuan Bajo. Sangat disayangkan nanti jika akses ke sekolah saja sulit, lantas bagaimana mereka membanggakan penyematan kota mereka sebagai kota kabupaten premium tidak dibarengi dengan peningkatan Sumber Daya Manusia. Pemerataan pendidikan tidak hanya di kota-kota, haruslah juga menyetuh desa-desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun