Mohon tunggu...
Ferdinand Simamora
Ferdinand Simamora Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa universitas 17 Agustus 1945 Surabaya semester 6

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pembuatan Inovasi Serabut Kelapa

16 Juli 2024   23:01 Diperbarui: 16 Juli 2024   23:06 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dusun Terong Malang, [Sabtu, 13 Juli 2024 ] -- Sebuah inovasi menarik hadir dari Dusun Terong Malang di mana mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) berhasil mengubah limbah sabut kelapa menjadi cocopeat, media tanam ramah lingkungan. Program ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi polusi udara akibat pembakaran sabut kelapa, tetapi juga untuk meningkatkan nilai ekonomis dari limbah tersebut.

Mahasiswa KKN melakukan survei awal di Dusun Terong Malang untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan terkait limbah sabut kelapa. Mereka kemudian memilih mitra, yaitu seorang penjual batok kelapa yang sebelumnya hanya membakar limbah sabut kelapa yang dihasilkan.

"Saya sangat terkejut ketika mengetahui bahwa limbah sabut kelapa yang selama ini saya bakar sebenarnya bisa diubah menjadi media tanam yang bernilai tinggi," ujar mitra penjual batok kelapa.

Setelah sosialisasi dan pelatihan mengenai manfaat dan cara pembuatan cocopeat, program KKN ini mulai berjalan. Proses pembuatan cocopeat melibatkan beberapa tahap sederhana namun efektif: pengumpulan sabut kelapa, pemarutan, pencucian dengan air mengalir hingga bersih, penjemuran sampai kering, dan akhirnya pengemasan.

"Hasil dari program ini sangat memuaskan. Cocopeat yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan efektif sebagai media tanam," kata salah satu mahasiswa yang terlibat dalam program ini. "Kami juga melihat pertumbuhan tanaman yang optimal menggunakan cocopeat ini."

Program ini mendapat respon positif dari masyarakat dan diharapkan dapat menginspirasi daerah lain untuk melakukan inovasi serupa. Selain mengurangi polusi lingkungan, program ini juga memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat setempat.

"Kami berharap model pengolahan limbah organik ini dapat direplikasi di daerah lain," tambah mahasiswa tersebut. "Ini adalah langkah kecil namun signifikan dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan."

Melalui program KKN ini, mahasiswa tidak hanya belajar dan berkontribusi dalam masyarakat, tetapi juga membuktikan bahwa inovasi sederhana dapat memberikan dampak besar bagi lingkungan dan perekonomian lokal.

Dengan kesuksesan ini, Dusun Terong Malang kini dikenal tidak hanya sebagai penghasil kelapa, tetapi juga sebagai contoh desa yang berhasil mengelola limbahnya dengan baik dan menciptakan produk bernilai tambah yang ramah lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun