Naik kereta api tut...tut...tut...
Siapa hendak turut
ke Bandung-Surabaya
Lagu legendaris ini tentunya tidak asing bagi telinga kita. Seolah, kita dininabobokkan dengan naik kereta api melewati persawahan dan hijaunya pepohonan. Namun, ketika kita membayangkan wajah kereta api, mungkin kita akan terpikirkan keadaan gerbong kereta yang tidak nyaman, kumuh atau pun panas.
Ups, itu mungkin terjadi sebelum tahun 2009. Lalu, bagaimana dengan sekarang?
Wajah perkeretaapian kita telah berubah. PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah berevolusi dengan cantik sehingga semua pemerhati pun mengakui revolusi ini. Kondisi stasiun, wajah gerbong, penjualan tiket secara online adalah beberapa wajah yang telah diubah oleh Dirut PT KAI Ignasius Jonan (sekarang Menteri Perhubungan). Tak lupa, peran penting revolusi PT KAI adalah semakin berfungsinyaCustomer CarePT KAI yang sering disebutContact Center121 (CC 121)
Dan, saya pun berkesempatan untuk melakukansharing knowledgedengan CC 121 PT KAI.
CC 121 merupakan layanan 24 jam yang siap menyapa bagi penelpon yang membutuhkan informasi tentang kereta api, menyampaikan keluhan, reservasi dan memberikan saran. PT KAI benar-benar telah berorientasi kepada pelayanan yang prima demi kepuasan pelanggan.
Kalau kita berada di kantor CC 121 yang letaknya di depan Stasiun Djuanda Jakarta Pusat, aroma keramahtamahan telah dirasakan sejak kita memasuki halaman kantor. Dan ketika kita masuk ke ruangan CC 121 yang sesungguhnya, mmmhmm.... sangat berbeda. Jauh dari kesan konvensional. Para pegawai CC 121 rata-rata masihfresh graduatedan perekrutannya sangat ketat serta melalui proses yang panjang.
Pada divisi ini, pelayanan 24 jam selain dari nomor 121 atau (021) 121, mereka juga siap melayani segala pertanyaan melalui media elektronik (email) dan media sosial sepertifacebookdantwitter.PT KAI sepertinya telah merespon perkembangan global era teknologi informasi. Sepertinya, PT KAI berhasil memahami kehidupan sosial masyarakat pada umumnya dimana internet dansmartphonesudah merupakan kebutuhan yang penting. Tentunya, hasil ini telah melalui berbagai masa dan peristiwa yang tidak instan. Perlu kerja keras !
Apapun, tidak salah dan tidak perlu malu untuk selalu belajar. Ingat, dunia selalu berubah. Seorang filsuf pun telah mengatakan bahwatidak ada yang abadi kecuali perubahan (Heraclitus). Orang yang bertahan adalah orang yang dapat merespon perubahan.