Mohon tunggu...
Ferdinand Hutahaean
Ferdinand Hutahaean Mohon Tunggu... -

Anti Arogansi dan Anti Kekerasan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Butuh "Satuan Tugas Pemberantasan Mafia"

9 September 2014   21:05 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:11 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"MAFIA" sepenggal kata yang begitu sarat makna menakutkan, sepotong kata yang mengandung beban kekejaman, kekerasan, beringas, jahat dan tidak mengenal kasihan. membaca berita dan cerita, sebuah kota di Italia yang katanya melahirkan banyak Mafia papan atas dan berpengaruh didunia bisnis maupun dunia kejahatan tanpaknya harus menyerah kepada kebesaran Mafia di Indonesia saat ini. Sungguh.... Indonesia yang katanya negara berbudaya, ber Tuhan tapi justru melahirkan banyak mafia yang menghisap kekayaan nusantara dan memiskinkan rakyat banyak.

JOKOWI dalam beberapa kesempatan pada kampanye Pilpres dan pada saat Debat Capres yang disuguhkan oleh KPU, pernah beberapa kali menyebut Mafia Migas. Bahkan pada saat yang bersamaan, SKK MIGAS yang dikomadoi oleh penulis juga melaporkan Hatta Rajasa dan Muhammad Riza Chalid ke KPK atas permainan mafia di dunia Migas yang diperkirakan merugikan keuangan negara hingga 36 T / tahun. sungguh fantastis permainan mafia yang dilaporkan tersebut, meski saat ini belum ketahuan rimbanya.

Pilpres telah usai, dan Jokowi telah resmi sebagai pemenang Pilpres dan menempatkanya sebagai Presiden terpilih saat ini hingga dilantik nanti bulan Oktober 2014. Pekerjaan berat telah menunggu Jokowi, bahkan bukan sekedar menunggu, tapi sungguh kekuatan Mafia sedang menghadang langkah Jokowi untuk membawa bangsa ini berdaulat dan benar-benar menjadi negara yang pro rakyat. Kekuatan itu sungguh kasat mata dalam politik, manuver-manuver yang dilakukan oleh elit-elit politik sangat tercium aroma mafianya. Kita bisa telusuri beberapa nama yang saat ini ada di Rumah Transisi yang  tidak sulit kita temukan beritanya, tinggal mencari data yang bersangkutan melalui mesin pencari Google, akan ketahuan setiap nama yang memeang sudah tercemar racun busuk mafia kejahatan dan korupsi. Anda tidak percaya..? silahkan ketik nama-nama yang beredar di rumah transisi dengan menggunakan mesin pencari Google, maka akan terlihat disana siapa saja yang termasuk dalam golongan koruptor dan mafia.

Tugas berat Jokowi yang ingin memakmurkan Indonesia dengan memberantas Mafia sepertinya akan menghadapi tantangan dan perlawanan berat, tidak sekedar perlawanan dari luar koalisi namun juga ternyata dari internal bahkan dari sisi paling dekat Jokowi. Ini harus dilawan, rakyat harus berdiri dibelakang Jokowi untuk turut serta memberantas mafia yang memang tidak ingin kemakmuran sebesar-besarnya untuk rakyat, tapi lebih ingin menangguk keuntungan bagi kelompok dan diri sendiri. Saya yakin rakyat akan berdiri bersama Jokowi melawan mafia disekeliling kekuasaan dan diparlemen. Mafia-mafia ini sudah sangat membahayakan bangsa, dan bahkan mengancam kedaulatan negara.

Pembentukan kabinet yang hingga sekarang masih abu-abu, yang memang adalah hak Perogratif Presiden, semoga tidak menjadi bancakan mafia, semoga Jokowi mampu mengatakan Tidak kepad apara koruptor dan mafia. Saya yang mengenal Jokowi, saya yakin bahwa beliau akan tegar dan kuat mengatakan kata tidak, hingga mafia tidak bisa masuk dalam lingkaran kekuasaan. Ini menjadi ujian awal terberat bagi Jokowi, kabinetnya nanti adalah wajah apakah Jokowi memang mampu melawan mafia atau justru tunduk kepada permainan mafia.

Dalam kesempatan ini, melihat situasi yang terjadi, dan melihat kekuatan para mafia yang benar-benar masih sangat kuat, masuk hingga jantung bangsa, maka tidak ada kata lain bagi Jokowi dan Rakyat selain kata LAWAN. Melawan mafia, Jokowi tidak bisa sendirian, Jokowi harus ditemani, Jokowi harus dikawal, jokowi harus membentuk Satuan Tugas Pemberantasan mafia yang langsung melapor kepada Presiden. Ini sangat penting, supaya mafia yang bergerak disemua lini bisa dibasmi dengan benar. Satuan Tugas Pemberantasan Mafia tidak perlu besar-besar organisasinya, tapi diisi oleh orang - orang yang BERANI, JUJUR, BERINTEGRITAS, TIDAK TAKUT MATI. Tidak perlu orang pintar jika ternyata takut dan tidak berintegritas. Ini menjadi perhatian serius, karena ternyata banyak orang pintar profesor Doktor Insinyur jadi koruptor.

Sekali lagi, bahwa ini menurut kami sangat penting, pembentukan Satuan Tugas Pemberantasan Mafia ini sangat penting, karena Jokowi tidak mungkin bekerja sendirian, Jokowi harus ditemani, Jokowi harus dikawal, Jokowi harus didukung demi Indoensia Hebat Makmur Sejahtera.

Jakarta, 09 September 2014

Ferdinand Hutahaean

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun