Mohon tunggu...
ferdi frans antonio
ferdi frans antonio Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa di universitas negeri semarang

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kreativitas Mengajarkan Puisi Anak: Menemukan Keajaiban di Lingkungan Sekitar

30 November 2024   21:05 Diperbarui: 30 November 2024   20:01 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Kreativitas Mengajarkan Puisi Anak: Menemukan Keajaiban di Lingkungan Sekitar

Puisi adalah sebuah bentuk seni yang mengandung keindahan dalam kata-kata. Melalui puisi, anak-anak bisa belajar untuk mengekspresikan perasaan, ide, dan pengamatan mereka terhadap dunia di sekitar mereka. Namun, bagi banyak guru, mengajarkan puisi bukanlah hal yang mudah. Banyak anak merasa bahwa puisi adalah hal yang rumit dan sulit dipahami, apalagi ketika mereka diminta untuk menulis puisi sendiri. Oleh karena itu, pendekatan kreatif dalam mengajarkan puisi sangat penting, terutama pendekatan yang memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber inspirasi.

Lingkungan, dengan segala keunikannya, dapat menjadi ruang yang kaya untuk membangkitkan imajinasi anak-anak. Setiap sudut dunia ini menyimpan potensi yang bisa diubah menjadi kata-kata yang indah. Bagi anak-anak, yang cenderung lebih peka terhadap stimulasi luar, lingkungan dapat membuka jendela kreativitas mereka. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana puisi berbasis lingkungan dapat diajarkan dengan cara yang kreatif dan menyenangkan, serta manfaat yang bisa diperoleh oleh siswa.

Lingkungan: Inspirasi yang Tidak Pernah Habis

Lingkungan di sekitar kita adalah salah satu sumber daya yang paling kaya untuk menginspirasi penulisan puisi. Tidak hanya memberikan pengalaman visual, tetapi lingkungan juga melibatkan semua pancaindra kita. Bayangkan seorang anak yang berdiri di tengah taman. Di sekitar mereka terdapat bunga-bunga liar yang berwarna cerah, pohon-pohon yang tinggi menjulang, dan suara angin yang sejuk berbisik di telinga. Semua elemen ini menawarkan kesempatan untuk merasakan dan menulis tentang dunia dengan cara yang berbeda.

Menurut Paramitha (2023), lingkungan sekitar memberikan pengalaman nyata yang tidak hanya membantu anak-anak mengasah keterampilan menulis, tetapi juga mengajarkan mereka untuk melihat keindahan dalam hal-hal kecil. Misalnya, sebuah tetes air hujan yang jatuh ke daun bisa menjadi objek puisi yang sangat kuat. Dari sana, anak-anak bisa menulis tentang bagaimana air hujan menciptakan suara lembut, bagaimana tanah terasa sejuk dan segar setelah hujan, atau bagaimana bau tanah basah menyegarkan pikiran.

Imajinasi dan kepekaan anak-anak bisa dipicu oleh pengalaman sehari-hari yang mereka lihat dan rasakan. Inilah yang membuat puisi berbasis lingkungan sangat relevan dan menyentuh. Dari pengalaman langsung ini, anak-anak belajar bahwa keindahan tidak perlu dicari di tempat yang jauh atau dalam hal-hal yang besar, tetapi bisa ditemukan dalam hal-hal sederhana yang ada di sekitar mereka. Dengan demikian, mereka belajar untuk menghargai alam dan memahami bahwa alam adalah sumber keindahan yang tak ternilai.

Langkah-Langkah Mengajarkan Puisi Berbasis Lingkungan

Mengajarkan puisi berbasis lingkungan memang memerlukan pendekatan yang berbeda dari pengajaran puisi pada umumnya. Dibutuhkan kreativitas untuk mengajak anak-anak menyelami dunia puisi dengan cara yang menyenangkan dan penuh eksplorasi. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh guru untuk mengajarkan puisi dengan memanfaatkan lingkungan sekitar.

1. Amati, Rasakan, dan Tuliskan

Salah satu cara yang efektif untuk mulai menulis puisi berbasis lingkungan adalah dengan mengajak anak-anak untuk berinteraksi langsung dengan alam. Mereka bisa diajak keluar kelas untuk mengamati taman, halaman sekolah, atau bahkan hanya berdiri di bawah pohon besar. Sambil berjalan-jalan, mereka bisa diminta untuk mengamati apa saja yang mereka lihat, dengar, cium, atau rasakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun