Mohon tunggu...
Ferdi Aprilianto
Ferdi Aprilianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Saya lebih suka dengan ketenangan dimana kita bisa berfokus pada satu tujuan kita

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pantaskah Pelaku Bully Hidup Tenang?

15 Juli 2024   21:47 Diperbarui: 15 Juli 2024   22:09 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Oleh: 

Ferdi Aprilianto dan Iyan Sofyan 

(Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris dan Dosen PG PAUD Universitas Ahmad Dahlan)

Banyak sekali kasus bully terjadi belakangan ini di Indonesia, tidak hanya di Indonesia tindakan bully terjadi juga di negara lain entah itu bully verbal maupun non-verbal. Fenomena cyberbullying di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Dari hasil survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia menunjukkan bahwa hampir 84 persen anak-anak di sekolah menjadi korban bullying (Permana, 2020). Bentuk tindakan bullying yang terjadi saat ini tidak lagi bersifat kekerasan atau pemukulan akan tetapi seiring semakin meningkatnya perkembangan teknologi Komunikasi secara online dan peningkatan jumlah pengguna media sosial ternyata berdampak pada tindakan cyberbullying yang dilakukan oleh anak remaja maupun dewasa (Sumber: Kompasiana, 2024).

Bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan secara sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat terhadap orang lain dengan tujuan untuk menyakiti mereka dan dilakukan secara berulang kali disebut bullying. Bullying dapat terjadi secara fisik, verbal, atau non-verbal, dan biasanya ditujukan terhadap orang yang dianggap lebih lemah atau berbeda dari orang lain. Perilaku ini bisa terjadi di berbagai kalangan usia, tetapi lebih sering terjadi pada kalangan remaja, karena masa remaja cenderung memiliki emosi yang belum stabil. Walaupun demikian tindakan bullying tidak bisa dianggap normal karena dampak dari tindakan bully dapat menimbulkan efek negatif dalam jangka panjang.

Banyak remaja yang menganggap tindakan bullying ini adalah suatu candaan atau sebuah gurauan hanya untuk membuat mereka merasa senang, tanpa memikirkan rasa bersalah. Pelaku bullying tidak senatiasa dapat hidup tenang  karena pelaku bullying suatu saat akan merasakan perasaan bersalah terhadap korban. Dampak psikologis juga berpengaruh dalam kehidupan ke depannya, pelaku bully akan mendapatkan label negatif dari lingkungan sekitarnya, yang menyebabkan pelaku ini tidak mendaptkan teman  yang baik ataupun support system yang baik karena perilaku disruptif.

Dr. Andi Wijaya, seorang psikolog yang sering menangani kasus bullying, menyatakan bahwa penting bagi pelaku untuk memahami dampak dari tindakan mereka dan bertanggung jawab. "Pelaku bullying sering kali berasal dari lingkungan yang tidak sehat. Mereka harus diberi kesempatan untuk merefleksikan perbuatan mereka dan mendapatkan bimbingan yang tepat," kata Dr. Andi. Menurut Dr. Andi, rehabilitasi adalah langkah penting dalam mengatasi masalah bullying.

Program rehabilitasi yang efektif dapat membantu pelaku mengembangkan empati, mengerti dampak negatif dari tindakan mereka, dan belajar cara berinteraksi yang sehat. "Tujuan kita bukan hanya menghukum, tetapi juga membimbing mereka untuk menjadi individu yang lebih baik," tambahnya. Peristiwa tersebut memancing berbagai reaksi dari masyarakat. Banyak orang mendukung langkah-langkah rehabilitasi bagi para penjahat, namun ada pula yang percaya bahwa hukuman yang lebih keras diperlukan."Mereka perlu merasakan akibat dari tindakannya agar tidak mengulanginya lagi," kata salah satu pengguna media sosial. 

Pertanyaan tentang apakah pelaku bullying pantas hidup tenang tidak memiliki jawaban yang sederhana. Tanggung jawab, penyesalan, dan upaya untuk memperbaiki diri adalah faktor kunci. Dengan pendekatan yang tepat, pelaku dapat belajar dari kesalahan mereka dan menjadi bagian dari masyarakat yang lebih baik. Masyarakat juga harus berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua orang, sehingga kasus bullying dapat diminimalisir di masa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun