Aku ingin membawa langkah kaki mungilku menuju pintu-pintu itu; pintu yang berisi anganangan yang selalu ada dalam konversasi tengah malamku dengan Sang Pemilik Semesta. Aku ingin berjalan, jauh, jauh sekali, sampai tidak terlihat lagi jejak kakiku. Aku ingin berkelana dengan sepasang sayap kecil yang kepaknya tak bersuara, tapi cukup baik untuk kugunakan sebagai alat penerbanganku.Â
Ada banyak beban yang kutanggung pada kaki kecilku, juga pada bahu tak lebarku. Ada banyak lekungan hampa dalam diriku yang harus diisi.Ada banyak hal yang harus kucari seorang diri,dengan mata kepalaku sendiri.
 Aku ingin melangkah pada sebuah perjalanan panjang yang di dalamnya akan penuh dengan ragam musim: panas dengan rentetan alur perjuangan yang buat berkeringat, dingin yang membiru dengan cerita-cerita sedihnya, semi dengan jutaan momentum bahagia nan menyenangkan, juga gugur yang penuh dengan harapan-yang seringkali jatuh berguguran, lalu sembuh dengan penerimaan.
Aku ingin terus mencari dan merasakan segalanya. Jalan. Jalan yang jauh. Sampai tujuan."Jangan lupa pulang."Â Ya, aku tidak akan lupa pulang. Aku akan pulang dengan segenap barang bawaanku yang berat:sekotak suara tawa atas keberhasilanku,sebongkah tas dengan pengalaman-pengalaman baru, serangkaian tangis haru karena pencapaianku, juga puluhan peluk yang memeluk erat tanpa sekalipun rasa ragu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!