Mohon tunggu...
ferdiansyah azizi zulkarnaen
ferdiansyah azizi zulkarnaen Mohon Tunggu... -

aku orang yang humoris dan easy going...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pencuri Dadakan Menjelang Ramadan

17 Juli 2010   07:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:48 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di bulan-bulan sebelum ramadan pencuri selalu ada. Nah, di bulan ramadan sebentar lagi juga akan tetap ada pencuri. Loh, ini bener, karena di tempat tinggal saya, selalu di adakan ronda bergilir dari pukul 22.00 sampai 03.00 dini hari di bulan ramadan. Padahal di bulan sebelumnya tidak ada ronda bergilir seperti itu.

Pada saat ronda, selalu saja ada orang-orang beraktifitas mencurigakan di beberapa titik. Setiap kali orang-orang itu didekati selalu saja kabur. Esok harinya, ada saja komplek yang kecurian. Frekuensi kecurian ini meningkat pesat di bulan ramadan. Sampai jadi topik utama di komplek perumahan tempat tinggalku.

Selama aku ikut ronda ini, belum satu pencuri pun tertangkap. Kegeraman masyarakat sudah sampai pada titik didih. Tak lain karena mereka semakin khawatir bila nanti pulang kampung rumah ditinggalkan.

kalau ada pencuri yang tertangkap, hal yang ingin diketahui adalah motif pencurian itu. Bagaimana mungkin di bulan suci penuh berkah dan ampunan ini pencurian justru meningkat. Tak ubahnya seperti harga bahan pokok meroket.

Kalau lebaran memang mayoritas orang malu bila tak ada hidangan khas lebaran dan pakaian baru. Ini sudah jadi tradisi sosial. Tapi apakah motif pencurian itu karena desakan kebutuhan sosial saat lebaran? Kalau benar, bagaimana cara beragama masyarakat yang jadi pencuri itu?

Tanpa memojokkan agama apa pun, rasanya perlu diketahui motifnya. Hingga dapat diperbaiki cara beragamanya.

Dilain pihak, pencurian itu bukan hobby meski bisa menjadi kebutuhan. Orang butuh mencuri untuk memuaskan keinginannya. Sebab, kalau mencuri semata-mata karena kondisi ekonomi lemah, mengapa ada pejabat yang gajinya jelas banyak, tapi masih mencuri (korupsi).

Pencurian memang bisa terjadi di segala lini kehidupan. Bahkan, mungkin tanpa banyak diperbincangkan, tingkat pencurian di kalangan pejabat semakin besar menjelang ramadan. Ini bisa terjadi pada banyak pejabat yang memiliki hutang jasa atas kedudukan yang diperolehnya saat ini.

Para pencuri itu mungkin punya pengertian yang salah atas ramadan, kalau mencuri di bulan ramadan maka bisa langsung diampuni dosanya. Wah, bagaimana mungkin? Falsafah itu seperti falsafah keliru pejabat koruptor yang merasa akan dimaklumi bila mencuri atas nama KEBIJAKAN.

Jangan sampai deh jadi pencuri dadakan. Bisa gawat!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun