Mohon tunggu...
Ferdiansyah
Ferdiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ferdiansyah

Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Model Pembelajaran Langsung untuk Edukasi Siswa di Daerah Pesisir

8 November 2021   20:21 Diperbarui: 8 November 2021   20:29 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Dr. Ir. Vina Serevina, MM., Ferdiansyah, Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Jakarta, 2021

Pendidikan adalah sebuah langkah terstruktur dan memiliki periode jangka panjang dalam membentuk manusia yang dapat memberikan manfaat kepada sekitarnya. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan sebagai tuntutan yang terdapat pada anak-anak bahwa pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada dalam peserta didik sebagai manusia agar mencapai kebahagiaan jidup dan keselamatan setinggi-tingginya. 

Hal tersebut juga tercantum dalam amanat Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajardan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

Kemajuan dunia pendidikan juga dipengaruhi oleh model pembelajaran yang makin bervariasi dan berkembang. Salah satu perkembangannya dalam model pembelajaran. Model yang menarik untuk dibahas adalah model sintaks pembelajaran Instruksi Langsung (Direct Instruction). 

Namun secara pengertian, model instruksi langsung adalah suatu model pengajaran yang terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau keterampilan baru, guru terlibat langsung dalam membantu siswa baik secara individual atau kelompok-kelompok kecil (Watanabe, McLaughlin, Weber, & Shank, 2013) berfokus pada mencapai target pembelajaran dengan memberikan pelatihan dan informasi yang erat kaitannya dengan target (dalam hal ini peserta didik), proses tersebut dilakukan selangkah demi selangkah. 

Model yang sederhana diterapkan oleh guru karena model ini pada dasarnya bertujuan meningkatkan kemampuan guru dalam menganalisis dan memberikan fasilitas kepada siswa dan tujuan bagi siswa adalah mengoptimalkan kemampuan-kemampuan yang telah dimilikinya, diantaranya mencakup aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan, pengusaan kemampuan tersebut tidak lain adalah hasil belajar yang diinginkan. Model Instruksi Langsung memberikan siswa menjadi lebih mudah dalam menyerap pembelajaran yang berhubungan dengan kontekstual dan pelajaran yang mengutamakan kegiatan praktik

Model instruksi langsung memiliki beberapa tahapan aktivitasnya yaitu 1) menyampaikan tujuan, 2) mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, 3) membimbing pelatihan, 4) memeriksa pemahaman dan memberikan timbal balik, serta 5) memberikan kesempatan latihan mandiri. 

Tahap pertama setiap memulai pembelajaran pasti peserta didik harus mengetahui apa tujuan mereka belajar materi pokok ini agar mereka tidak meragukan manfaat yang akan didapatkan pada kehidupan sehari-harinya, tahap ini dapat disebut juga sebagai tahap orientasi.

 Tahap kedua mendemonstrasikan konsep atau keterampilan baru yang akan dipelajari dengan menyajikan representasi visual dan memastikan pemahaman yang didapatkan sesuai dengan tujuan pembelajarannya. 

Tahap ketiga guru memberikan bimbingan dalam peserta didik untuk melatih kemampuan yang sudah dipelajarinya dengan cara menuntun praktik yang terstruktur. 

Tahap keempat pengajar atau guru memberikan umpan balik berupa memeriksa kegiatan yang sudah dilakukan dalam praktik pemahaman konsep yang sudah didapatkan. Tahap kelima peserta didik diberikan latihan atau praktik secara mandiri sementara guru akan melakukan umpan balik setelah peserta didik selesai dengan latihan mandiri yang mereka lakukan.

Instruksi Langsung dapat diterapkan oleh peserta didik sesuai dengan lingkungan atau kondisi tertentu. Salah satu yang akan dibahas terkait peserta didik yang berada di daerah pesisir. Sebelum kepada peserta didiknya, berikut gambaran kecil tentang masyarakat pesisir.  

Masyarakat pesisir secara teori adalah masyarakat yang hidup dan memiliki tempat tinggal di sekitar daerah pesisir atau dekat dengan garis pantai, mereka melakukan segala aktivitas di bidang sosial, ekonomi, dan proses pendidikan di wilayah pesisir dan lautan untuk menunjang kehidupannya.

Sifat dari masyarakat pesisir salah satunya yaitu heterogen atau bercampur dan cenderung terbuka menjadi pengaruh perkembangan pendidikan di sana. Berbeda dari masyarakat pedalaman yang lebih homogen, masyarakat pesisir dapat dengan mudah dimasuki oleh orang-orang dari berbagai wilayah bahkan dari luar negeri yang memiliki tujuan tertentu. 

Keterbukaan mereka terhadap masyarakat lainnya memberikan peluang untuk dapat mempelajari pengetahuan baru. Hubungan yang dijalankan berlangsung secara bertahap dan prosesnya semakin bervariasi, tidak hanya urusan perdagangan yang didapatkan oleh masyarakat pesisir, melainkan mulai dari sektor lainnya, seperti pendidikan.

Anak-anak yang berada di daerah pesisir memiliki karakteristik yang sama seperti masyarakat itu sendiri namun di beberapa kondisi tertentu mereka tidak dapat membuka kesempatan untuk belajar secara baik karena faktor ekonomi yang membuat proses untuk dapat belajar dari masyarakat luar terhambat. 

Kemiskinan merupakan salah satu faktor utama untuk masyarakat pesisir tidak dapat menempuh dunia pendidikan secara layak, terkhusus untuk masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan. Jumlah nelayan di Indonesia berjumlah 16,2 juta dan 14,58 juta jiwa belum memiliki kemampuan secara ekonomi atau politik. Bisa dikatakan sekitar 90% nelayan di Indonesia berada di bawah garis kemiskinan (kompas.com, 2019).

Metode belajar instruksi langsung dapat diterapkan dengan mudah pada peserta didik di daerah pesisir sebab sifat mereka yang cenderung dinamis, mudah berbaur, dan memiliki etos kerja yang tinggi membuat anak-anak di sana antusias dalam. Seperti pembahasan di atas pendidikan di daerah pesisir masih memiliki kekurangan fasilitas yang memadai. 

Instruksi langsung memang mengutamakan keaktifan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran seperti latihan dan praktik yang dibuat secara bertahap. Kegiatan praktik atau latihan dapat diterapkan yang berhubungan dengan lingkungan di sekitarnya seperti manfaat penggunaan sampah hasil laut yang dapat di daur ulang, hal tersebut dapat dijadikan mata pencaharian yang cukup membantu mereka dalam menunjang ekonomi masyarakat setempat atau pembelajaran tentang mengapa hujan bisa terjadi, salah satu hal yang berpengaruh dalam proses terjadinya hujan adalah sinar matahari yang terkena lautan sehingga air di laut menguap di udara.

Hal-hal sederhana tersebut yang harus ditanamkan konsep dasarnya, kemudian mereka bisa menyadari penerapan-penerapan ilmu sains yang sebenarnya sudah diterapkan tanpa mereka sadar. Siswa di daerah pesisir dapat lebih mudah diberikan stimulus dalam mempelajari suatu konsep pelajaran karena instruksi langsung cukup efektif dalam penggunaannya di lingkungan sekitar, instruksi langsung juga menekankan pengalaman yang telah dialami oleh guru dan siswa dapat menceritakan pengalamannya sebagai masyarakat pesisir, hal bisa menjadi kunci untuk guru dalam membuat pembelajaran di kelas menjadi adaptif.

Berdasarkan uraian di atas, Instruksi Langsung menjadi model yang bisa diterapkan dalam mengedukasi siswa yang berada di daerah pesisir karena instruksi langsung mengedepankan keaktifan siswa dalam mengerjakan proses pembelajaran karena mereka dapat memanfaatkan komponen yang ada di lingkungan sekitarnya dalam menunjang pendidikan. Kemudian, siswa di daerah pesisir juga memiliki karakteristik yang dinamis dan mudah beradaptasi dengan masyarakat luar, hal tersebut semakin memudahkan model pembelajaran langsung dapat terjadi di dalam kelas mereka, bahkan guru bisa lebih mudah dalam mengajar karena siswa yang adaptif.

Daftar Pustaka:

Fama, A. (2016). Komunitas Masyarakat Pesisir di Tambok Lorok, Semarang. Sabda, 11(2), 65-74.

Siregar, S. (2016). Kesadaran Masyarakat Nelayan terhadap Pendidikan Anak. Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA, 4(1), 1-10.

Winata, Hendri, dan Mochamad Sidik, (2016). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Direct Instruction. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 1(1), 49-53.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun