Mohon tunggu...
Mochammad Dimas Ferdiansyah
Mochammad Dimas Ferdiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya tertarik dengan segala hal yang berkenaan dengan sosial humaniora

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

DILEMA: Inisiatif Mahasiswa KKN Dorong UMKM di Dusun Bongso Wetan untuk Go Digital

28 Juli 2024   15:15 Diperbarui: 28 Juli 2024   15:17 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelompok KKN-BBK 4 "Pengalangan I" bersama dengan pelaku usaha di dusun Bongso Wetan Desa Pengalangan, Kecamatan Menganti, Gresik, berkolaborasi untuk mensukseskan program kerja di bidang ekonomi yaitu DILEMA: Digitalisasi Ekonomi Masyarakat pada hari Minggu, 21 Juli 2024. Didampingi oleh pihak Karang Taruna, mahasiswa KKN berhasil menyasar kurang lebih 5 UKM/UMKM yang berfokus di berbagai bidang seperti FnB, toko kelontong, bahkan usaha otomotif. Seperti halnya saat para mahasiswa KKN mengunjungi usaha otomotif milik mas Wawan, hal ini disambut baik dan penuh antusias. 

Adapun mekanisme pelaksanaan program kerja DILEMA ini adalah: pertama, para mahasiswa meminta izin terlebih dahulu kepada pemilik usaha untuk memberikan sosialisasi mengenai penggunaan QRIS dan memberikan informasi mengenai e-commerce. Kemudian, para mahasiswa menanyakan mengenai sistem pembayaran usaha tersebut apakah masih terbatas pada pembayaran fisik atau sudah mengintegrasikan pembayaran elektronik. Jika belum, maka para mahasiswa mendemonstrasikan langkah-langkah pembuatan QRIS dari proses registrasi, konfirmasi, hingga verifikasi percetakan. 

Sama halnya ketika para mahasiswa mengunjungi usaha FnB milik Pak Jimmy, mekanisme pelaksanaan yang sama juga dilakukan oleh para mahasiswa. Di sela-sela sesi demonstrasi, Pak Jimmy sempat bercerita akan asumsinya mengenai rumitnya pembuatan QRIS bahwa beliau mengira harus pergi ke bank terlebih dahulu. Faktanya, pembuatan QRIS ini bisa dilakukan secara online kapanpun dan dimanapun. Pak Jimmy juga mengeluhkan akan mekanisme uang kembalian pembayaran secara cash yang bisa dibilang cukup merepotkan dan tidak efisien. Oleh karenanya, harapan beliau akan penerapan QRIS ke dagangannya dapat berperan sebagai inovasi baru untuk manajemen keuangan dan proses pembayaran yang lebih efektif dibandingkan dengan uang cash. 

Terlepas dari usaha mendigitalisasi ini, para mahasiswa tak lupanya menginformasikan akan adanya potongan pajak dari aplikasi QRIS-nya sendiri di setiap transaksi online dan limitasi revenue per bulannya. Hal ini merupakan upaya transparansi program kerja yang dilakukan oleh para mahasiswa KKN ini. Disisi lain, ada satu usaha berupa toko kelontong yang iklim ekonominya telah terdigitalisasi secara optimal. Tren positif seperti ini perlu dikembangkan dan perlu adanya peran perangkat desa dalam rangka proses monitoring dan evaluasi lebih lanjut. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun