Mohon tunggu...
Ferdiand Rosi
Ferdiand Rosi Mohon Tunggu... profesional -

Villager who eager to be a Dreamer

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pantai Mawun (Lombok): The Hidden Paradise

15 April 2012   11:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:35 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang Lombok asli yang jauh dari rumah dan sangat jarang bisa pulang. Aku selalu ingin bercerita tentang keindahan pulau Lombok tempatku dilahirkan kepada setiap orang yang kutemui dimanapun. Lombok memang menyuguhkan begitu banyak pesona yang tidak akan habis untuk dieksplorasi. Ada begitu banyak tempat yang tidak akan membuat kita berhenti berdecak kagum bahkan bagi penghuni aslinya sekalipun.

Kekagumanku akan Lombok mungkin tidak akan habis jika digambarkan dengan cara apapun. Lombok menyimpan begitu banyak keindahan yang pernah atau bahkan belum terjamah oleh banyak orang.

Ada salah satu tempat di Lombok yang ingin kubagi dengan setiap orang yang berniat mengeksplorasi Lombok. Pantai Mawun. Ya, mungkin tidak setenar Pantai Senggigi atau deretan Tiga Gili (Trawangan, Meno, Air). Namun, Mawun menyimpan keindahan yang sangat berbeda dengan dua tempat yang kusebut diatas. Mawun adalah sebuah pantai yang terletak di Desa Tumpak, Kec. Pujut,  Kab. Lombok Tengah, NTB. Lokasinya yang tergolong jauh dari kota dan cukup sulit dijangkau mungkin menyebabkan kepopulerannya tidak seperti tempat-tempat lain di Lombok.

Rute terbaik yang kutahu adalah rute Mataram-Kediri-Praya-Penujak-Selong Belanak-Mawun. Rute ini bukan satu-satunya rute yang bisa ditempuh menuju Mawun, tapi mungkin adalah rute terbaik untuk ukuran kami warga lokal. Dengan rute tersebut, kita bisa menempuh perjalanan selama kurang lebih 2 jam dengan kecepatan rata-rata kendaraan 60-80 km/jam. Melewati beberapa daerah yang tidak kalah menarik dalam menawarkan keindahannya, menuju Pantai Mawun adalah perjalanan yang tidak akan ada bosannya.

Perjalanan akan sedikit berat ketika sudah sampai di daerah Penujak. Jalan yang ditawarkan sedikit bergelombang dan tidak terurus (namanya juga Hidden Paradise). Parahnya lagi adalah kita harus melewati beberapa desa dengan jalan rusak dan sempit untuk mobil. Setelah melewati Penujak, kita akan sampai di kawasan Selong Belanak, kawasan ini juga sebuah kawasan pantai dengan garis pantai panjang yang lebih indah daripada Pantai Kuta (Bali).

Naah, dari tempat inilah kemudian petualangan keindahan akan terasa begitu berbeda. Kita akan melewati beberapa desa terpencil dengan bukit berbatu dan padang rumput yang terhampar luas. Jarak yang kita tempuh dari Selong Belanak menuju Mawun adalah sekitar 5-10 km. Tapi sensasinya akan membuat kita melupakan jarak itu. Kita akan melewati beberapa bukit yang tentu saja diikuti lembah dengan hamparan padang rumput serta ternaknya. Namun ada sebuah tanjakan yang cukup curam dengan turunan yang tidak kurang curam setelahnya. Dari puncak tanjakan itu kita bisa melihat beberapa hamparan pantai-pantai yang entah bernama apa dengan keindahan yang luar biasa (just like in the movie). Dari keindahan itu saja akan membuat para petualang merasa tidak akan rugi menyambangin Mawun.

Setiba kita di Pantai Mawun, akan terlihat tidak banyak pemukiman. Terakhir kali aku menginjakkan kaki disitu bahkan belum ada penginapan (sekarang katanya sudah ada). Keindahan Mawun akan langsung terasa ketika memasuki gerbangnya. Pasir putih dengan garis pantai panjang dan bibir pantai yang juga panjang akan melengkapi ombak besar dengan sensasi berselancar yang luar biasa. Pantai Mawun memang akan lebih manjadi surga lagi bagi para peselancar karena ombaknya yang indah.

Sangat susah menggambarkan keindahannya. Siapapun yang membaca ini harus mencoba mengeksplor mawun  untuk lebih bisa menikmati keindahannya.

Thanks for read it,
keep spirit guys...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun