Sepagi itu, gurat sedih bergantung di pelangi
Hari masih basah, tak ada yang merasa
Bumitelah lama mengirim duka, untuk langit yang berbahagia
Di atas, dia lebih berkuasa untuk sekadar melihat kebawah
Seharusnya langit tau, jika bumi sedang gundah
Ini air mata langit, bukankah kita ciptaan tuhan ?
Yang selalu patuh pada titahNya, tapi kau lupa akan janji itu
Lihat aku, yang selalu tertindas dibawah
Yang tak berdaya, tak ada harapan untuk hari esok
Bait doa yang selalu ku baca ketika bermunajat, tak alpa kusertakan
Agar mata,hati dan cinta itu masih tersisa untuk kita
Banda Aceh, 31 januari 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H