Mohon tunggu...
Money

Penyebab Kemiskinan di Kecamatan Semampir, Surabaya

10 Desember 2017   09:08 Diperbarui: 10 Desember 2017   09:21 4509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi rumah penduduk di Kecamatan Semampir, Surabaya | Sumber : Google Maps

Surabaya merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dengan luas wilayah 326.81 km2. Sebagai kota metropolitan dengan pusat bisnis, perdagangan, industri dan pendidikan yang baik di kawasan Indonesia Timur menjadikan kota pahlawan ini didatangkan para penduduk yang ingin bermigrasi dengan tujuan untuk mencari pekerjaan dan juga ingin melanjutkan pendidikan. Banyaknya penduduk yang datang ke Surabaya daripada penduduk yang keluar dari Kota Surabaya, membuat Kota Pahlawan ini memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan jumlah penduduknya juga meningkat tinggi.

Dilihat dari data BPS ( Badan Pusat Statistik ) Jawa Timur pada tahun 2016, jumlah penduduk Surabaya sudah mencapai 3 juta jiwa penduduk dan didukung oleh penduduk yang datang dari luar Surabaya mencapai 43.495 jiwa penduduk pada tahun 2016 sedangkan penduduk yang pindah mencapai 26.925 jiwa penduduk pada tahun 2016.

Kepadatan penduduk dan pertumbuhan penduduk yang tinggi yang terjadi di Kota Surabaya akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan lahan dan berkurangnya lahan yang tersedia di Kota Surabaya. Banyaknya penduduk yang datang dari luar Surabaya menyebabkan lahan yang tersedia di kota Surabaya terus berkurang dan bahkan tidak ada lagi lahan yang digunakan untuk mendirikan bangunan. Sehingga, hal ini dapat memicu berdirinya pemukiman liar seperti di kawasan bantaran rel kereta api.

Kecamatan Semampir merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kota Surabaya, Propinsi Jawa Timur. Sebagian besar penduduknya merupakan Urbanisasi dari Utara Kota Surabaya. Menurut data sensus BPS Surabaya pada tahun 2016 Jumlah penduduk di Kecamatan Semampir mencapai 194.139 jiwa penduduk sedangkan jumlah penduduk yang datang mencapai 2.993 jiwa penduduk pada tahun 2016.

Dengan luas 6.65 km2 Kecamatan Semampir merupakan kecamatan dengan tingkat kemiskinannya tertinggi di Kota Surabaya. Kemiskinan merupakan suatu permasalahan atau isu-isu penduduk yang banyak terjadi pada penduduk dengam perekonomian yang rendah di suatu daerah atau kawasan karena disebabkan oleh berbagai hal.

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kemiskinan ini yaitu banyaknya penduduk yang memiliki pendapatan yang rendah, dan didukung dengan banyaknya penduduk yang datang untuk mencari pekerjaan tetapi tidak memiliki ilmu dan keterampilan yang matang sehingga sulit untuk mendapatkan pekerjaan karena persaingan untuk mendapatkan pekerjaan sangat ketat Sehingga munculnya pengangguran.

Karena tidak adanya bekal untuk mencari pekerjaan dan lapangan pekerjaan susah juga untuk didapatkan, sebagian dari mereka memilih untuk bekerja seadanya saja seperti pemulung, pengamen, PKL, dan menjual makanan-makanan ringan yang pendapatannya belum pasti dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga hal ini dapat menyebabkan rendahnya perekonomian penduduk.

Mereka yang berpenghasilan rendah tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk kembali ke daerah asalnya, mereka tidak memiliki biaya untuk pulang sedangkan untuk makan sehari-hari pun mereka makan seadanya saja, apalagi untuk membangun tempat tinggal. Dengan keadaan yang seperti ini, mereka terpaksa untuk tetap tinggal di kota dan berusaha untuk tetap menjalani kehidupan.

Keadaan yang sepeti ini memaksa mereka untuk membangun tempat tinggal di tempat-tempat yang tidak layak untuk ditempati seperti di kawasan bantaran rel kereta api. Alasan mengapa mereka memilih membangun tempat tinggal di kawasan bantaran rel kereta api ini yaitu karena pendapatan yang rendah dan juga ketersediaan lahan yang layak untuk ditempati sudah padat sedangkan lahan yang kosong hanya tersedia di kawasan bantaran rel kereta api tersebut.

Dengan sarana dan prasarana yang tidak memadai di pemukiman bantaran rel kereta api ini sehingga akan menimbulkan kekumuh di suatu kawasan. Mereka yang melakukan kegiatan sehari-hari di kawasan ini tidak memerhatikan kebersihan lingkungan. Hal ini dapat mengancam kesehatan kehidupan penduduk. Disamping itu, resiko dan bahaya akan keselamatan mereka yang mendirikan tempat tinggal di kawasan bantaran rel kereta api tersebut sangat besar bahayanya karena mengancam akan keselamatan mereka. Mereka yang tinggal di lahan ilegal ini merasa takut dan khawatir akan digusur sehingga sebagian daerah bantaran kereta api ini menjadi pemukiman yang tertutup.

Awalnya, mereka mengira bahwa dengan melakukan migrasi ke kota, mereka akan mendapatkan pekerjaan yang bagus dan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Namun kenyataanya, banyak dari mereka yang tidak mendapatkan pekerjaan dan menjadi seorang pengangguran. Oleh karena itu, Mereka yang bermigrasi ke kota dengan tujuan untuk mencari pekerjaan dan memperbaiki kehidupannya harus benar-benar dibekali keahlian dan kepandaian yang matang karena persaingan di kota tidaklah semudah yang mereka bayangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun