Semakin bertambah umur seseorang pasti semakin dewasa juga keputusan yang harus mereka ambil. Bukan hanya berpikir dari sudut pandang kita sendiri lagi, tapi juga harus mulai untuk lebih open mind dan mencoba untuk berpikir dari sudut pandang orang lain.
Tapi salah satu problem disini adalah, kurang pedulinya generasi-generasi muda dengan masalah yang ada disekitar mereka. Meraka cenderung lebih memilih untuk menjadi seorang pengamat atau bahkan hanya diam dan memilih mencari zona nyaman mereka sendiri. Cenderung hanya mengikuti alur yang ada tanpa melakukan suatu perubahan, hanya berpikir sempit melalui sudut pandang mereka saja dan justru kadang mereka terpengaruh untuk menjadi orang lain dan meninggalkan jati diri mereka sendiri.
Sebenarnya mereka tahu dengan apa yang terjadi. Tapi mereka memilih bungkam dengan segala alasan. Mereka tahu apa yang harus dilakukan, tapi mereka memilih diam dan hanya mengikuti zaman.
Ada beberapa penyebab kenapa mereka cenderung lebih memilih untuk menutup diri dengan hal-hal yang ada padahal sebenarnya banyak potensi yang akan didapat jika mereka mau mengungkapkannya, mungkin salah satunya adalah kurangnya rasa percaya diri yang mereka punya dan belum berani untuk tampil beda.
Padahal dijelaskan oleh salah satu sumber bahwa ternyata wanita karier Indonesia merupakan terbanyak keenam di dunia. Hasil tersebut didapat dari survei yang dilakukan oleh Grant Thornton. Dari hasil survei berskala global terhadap 5.500 perusahaan di 36 negara tersebut menunjukkan, 46% wanita di Indonesia berhasil berada di puncak senior kepemimpinan
Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya mayoritas perempuan Indonesia juga banyak yang mulai keluar dari zona nyaman mereka. Yang biasanya posisi pemimpin di duduki oleh pris saja, sekarang posisi tersebut mulai diincar oleh banyak wanita. Tapi ternyata banyak juga perempuan-perempuan generasi muda yang kurang percaya diri untuk mencapai hal tersebut.
Sebagai salah satu wanita dari generasi milenial, aku tidak hanya senang-senang  dan melakukan sesuatu yang kurang bermanfaat. Diumurku  yang masih terbilang masih sangat produktif ini, aku memutuskan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan kampus. Baik itu organisasi maupun kepanitiaan, aku lebih memilih untuk menyibukan diriku dengan sesuatu yang lebih bermanfaat karena juga dapat melatih softskill.
Disemester ke tiga ku ini, aku mendapat banyak sekali pengalaman dan ilmu-ilmu baru. Disinipun aku juga mulai membentuk passion yang aku pilih untuk lebih kudalami lagi. Passion yang aku pilih yaitu membuat sebuah acara atau event. Sesutu yang mungkin bisa dibilang baru buatku, karena di organisasi-organisasi sebelumnya aku hanya berkutat dengan kertas, laptop dan surat-surat.Â
Tapi sekarang aku memilih untuk keluar dari zona nyamanku sebelumnya dan membuat hal yang baru ini menjadi zona nyamanku  yang baru. Setidaknyadengan memperluas zona nyaman ku, akubisa mengembangkan potensi yang ada dalam diriku.
Aku tipikal orang yang suka dengan hal-hal yang baru, unik dan beda dari yang lain. Dalam merancang sebuah acarapun, aku nggak suka dengan konsep yang biasa-biasa saja. Aku selalu mencari cara, bagaimana agar orang-orang merasa terkejut dan wah dengan konsep yang aku buat. Disini menjadi seseorang yang kreatif sangat dituntut. Bukan Cuma kreatif dalam menciptakan sebuah ide, tapi juga kreatif dalam penyelesaian masalah yang ada. Ketika kita harus membuat plan A,B,C,D untuk mengantisipasi semua kemungkinan buruk yang akan datang.Â
Ketika kita harus memutar otak supayabagaimana caranya agar audience bisa respect dengan acara yang kita buat. Itu menjadi sebuah sensasi tersendiri untukku. Karena sepusing apapun aku dengan tanggungan ini, aku tetap menikmatai setiap proses pengerjaannya.