Mohon tunggu...
Fera Andriani Djakfar
Fera Andriani Djakfar Mohon Tunggu... Dosen - Ibu rumah tangga, Dosen, Guru madrasah, Penulis Buku: Dari Luapan Sungai Nil, Surat Dari Alexandria, Kejutan Buat Malaikat, Arus Atap dan Cinta, Serial Addun dan Addin, Islam Lokal: Fenomena Ngabula di PEsantren Madura

Banyak-banyaklah membaca buku, hingga kenyang, sampai kebelet menulis tak tertahankan!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ketikan dari Malaysia: Pengalaman Ikut Mengajar Ngaji Mak Cik

31 Oktober 2024   11:59 Diperbarui: 31 Oktober 2024   12:26 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam rangka menjadi dosen pembimbing KKN internasional, saya mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke Malaysia. Selain menjalankan tugas seperti membimbing dan memonitoring mahasiswa, sebagai dosen saya pun harus menjalankan pengabdian kepada masyarakat. 

Setiap hari saya berpindah-pindah lokasi untuk memberikan pengabdian. Di antaranya penyuluhan tentang pentingnya literasi, juga pengabdian dalam hal keislaman, sesuai bidang keahlian saya, yaitu Studi Islam. 

Alhamdulillah, saya dan Dr. Mutmainah sebagai perwakilan dosen STAI Syaichona Moh. Cholil Bangkalan diajak oleh Ustadz Shohenudin untuk ikut berkhidmah di salah satu perkumpulan milik masyarakat Malaysia, PEWANIDA. Singkatan dari Persatuan Ehsan Wanita dan Anak-anak, yang berlokasi di Sentul, Kuala Lumpur. 

Ada hal yang unik ketika kami masuk ke sekretariat Pewanida. Jika di Indonesia biasanya jemaah majelis ta'lim duduk di bawah atau lesehan, di majelis Pewanida ini menggunakan meja dan kursi seperti di pertemuan resmi, atau seperti di rumah makan. 

Ustadz Shoheh memulai dengan mengirim doa untuk para arwah sesepuh, lalu beliau memberikan contoh bacaan secara tartil. Setelah itu kami semua mengoreksi bacaan dari setiap anggota, apakah sudah benar secara tajwid, makhraj, dan semacamnya. 

Dalam kesempatan ini pula kami memberikan motivasi dan menyemangati para Mak Cik Malaysia ini untuk terus belajar mengaji. Luar biasa semangat mereka meski rata-rata sudah berusia senja. 

Selesai mengaji, seperti juga majelis-majelis ta'lim di Indonesia, acara dianjutkan dengan ramah tamah alias makan-makan. Kami bersama-sama makan nasi lemak dan minum teh 'O suam alias teh hangat biasa tanpa susu. 

Tak lupa, kami juga membuat nota kesepahaman untuk beberapa tahun ke depan, sehingga jika ada dosen dari STAIS Bangkalan datang ke Malaysia, bisa juga ikut melaksanakan tugas pengabdian kepada masyarakat. 

Mari terus menebar manfaat ke seluas-luasnya Bumi A

Doc.pri.Fera
Doc.pri.Fera
llah... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun