Mohon tunggu...
Fera Nuraini
Fera Nuraini Mohon Tunggu... profesional -

Lahir di Ponorogo. Doyan makan, pecinta kopi, hobi jalan-jalan dan ngobrol bareng. Lebih suka menjadi pendengar yang baik.\r\n\r\nMampir juga ke sini ya, kita berbagi tentang BMI\r\nhttp://buruhmigran.or.id/\r\ndan di sini juga ya \r\nwww.feranuraini.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Selayang Pandang Tentang Demonstrasi Besar-besaran di Hong Kong

2 Oktober 2014   03:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:43 1798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_363086" align="aligncenter" width="560" caption="Malam ini massa masih memenuhi jalanan (foto: Ahan) "][/caption]

Seperti yang sudah banyak diberitakan oleh media massa tentang kondisi Hong Kong beberapa hari ini yang diwarnai oleh aksi besar-besaran menuntut demokrasi penuh memilih pemimpin Hong Kong tanpa campur tangan Thiongkok (China) hari ini telah memasuki hari keempat. Kebetulan tanggal 1 dan 2 Oktober di Hong Kong libur nasional, massa semakin bertambah banyak memenuhi jalanan yang menjadi pusat perekonomian Hong Kong. Central, Admiralty, Causeway Bay, Mongkok dan Tsim Sha Shui, tempat-tempat ini kini dipenuhi oleh orang-orang yang teriak bersama menuntut demokrasi dan mendesak Chief Executive, Leung Chun-Ying untuk turun. Malam ini jam 8 yang seharusnya ada pesta kembang api di Hong Kong untuk memperingati hari kemerdekaan China dibatalkan menyusul aksi yang semakin besar.

Televisi di Hong Kong setiap 10-15 menit sekali menyiarkan breaking news dari titik-titik berkumpulnya massa. Banyak toko yang terpaksa tutup, Bank dan ATM yang berada di pinggir jalanan besar juga ikutan tutup. Menyimak berita di televisi, melihat foto yang beredar di media sosial, baik Facebook maupun Twitter yang di share oleh kawan-kawan buruh migran maupun warga lokal di Hong Kong yang ikut menyuarakan dukungan mereka terhadap para demonstran, pikiran saya langsung beralih ke tanah air.

Demonstran di Hong Kong dalam melakukan aksinya begitu tertib, tidak ada yang membawa senjata tajam apalagi sampai membakar ban bekas di jalanan. Senjata mereka hanya masker, payung, kaca mata dan botol air untuk melindungi diri dari semprotan bubuk merica maupun gas air mata dari polisi. Mereka tidak ingin merusak Hong Kong, yang mereka inginkan adalah demokrasi.

Warga yang peduli dengan aksi ini dengan suka rela menyumbang air, buah-buahan, roti, masker, obat-obatan, payung, plastik untuk para warga yang beberapa hari ini turun ke jalan. Dan salutnya lagi, mereka tidak membuang sampah sembarangan. Botol plastik mereka satukan dengan plastik di tempat sampah, koran dengan koran, botol aluminium mereka satukan dengan jenis yang sama. Saat polisi menyemprotkan gas air mata ataupun bubuk merica, mereka hanya mengangkat kedua tangan, mundur ke belakang lalu kembali jalan ke depan.

Sore tadi lewat siaran TV, saya melihat seorang demonstran menangis. Dia merasa trenyuh dengan begitu banyaknya massa yang turun ke jalan. Dia merasa tidak enak kalau hanya duduk manis di rumah, melihat TV, makan, tidur di kasur, sedang di luar sana banyak sekali orang yang sedang berjuang untuk menuntut demokrasi bagi Hong Kong. Dia memutuskan untuk ikut turun ke jalan dan duduk bersama dengan massa lain.
Para Ibu rumah tangga pun tak mau kalah, “Setelah mengantar kedua anakku ke sekolah aku langsung ke sini, karena aku merasa menjadi bagian dari mereka.”

Ada juga warga Hong Kong yang awalnya hanya menyimak dari status Facebook teman-temannya yang ikut aksi, dia akhirnya ikutan turun ke jalan. “Biasanya aku hanya LIKE foto yang di share teman di Facebook, tapi aku merasa LIKE saja tidak cukup, mulai tadi malam aku ikutan di sini.”

Perlu saya kabarkan juga bahwa demonstrasi besar-besarn di Hong Kong ini belum berdampak apapun terhadap warga negara asing yang saat ini berada di Hong Kong, termasuk para Buruh Migran dari Indonesia (BMI). Kami tetap bekerja seperti biasa dalam kondisi aman. KJRI sendiri menghimbau BMI untuk tidak ikutan aksi dan tetap mematuhi hukum yang berlaku di Hong Kong dan sebisa mungkin menghindari kawasan Admiralty, Causeway Bay dan Mong Kok yang menjadi titik berkumpulnya massa.

Diantara yang pro demokrasi tak sedikit juga warga Hong Kong yang anti demokrasi bahkan tak peduli dengan aksi yang saat ini ramai di Hong Kong. Mereka cuek bahkan mengatai mereka yang turun ke jalan adalah orang gila yang kurang kerjaan.

“Ngapain sin begitu, penting punya duit, punya kerjaan, bisa makan badan sehat kan sudah cukup.” begitu komentar orang-orang yang tidak peduli. Komentar lain tak kalah pedas, “Kita sama-sama orang Hong Kong, kenapa harus berbuat begini, mengganggu orang lain saja, sudah gila apa kalian.”

Sore ini, para BMI yang libur ikut aksi solidaritas untuk warga Hong Kong yang sedang menuntut demokrasi. Aksi ini sebagai bentuk dukungan BMI bagi warga Hong Kong, mereka duduk bersama dengan warga lokal di Mongkok. Pita kuning terikat di pagar-pagar jalanan Hong Kong. Banyak BMI yang merasa salut dengan aksi warga lokal dan memuji ketertiban mereka serta budaya mereka yang tetap membuang sampah pada tempatnya meski di tengah kerumunan banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun