Mohon tunggu...
Fera Nuraini
Fera Nuraini Mohon Tunggu... profesional -

Lahir di Ponorogo. Doyan makan, pecinta kopi, hobi jalan-jalan dan ngobrol bareng. Lebih suka menjadi pendengar yang baik.\r\n\r\nMampir juga ke sini ya, kita berbagi tentang BMI\r\nhttp://buruhmigran.or.id/\r\ndan di sini juga ya \r\nwww.feranuraini.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

KTKLN dan Calo-calo Resmi BNP2TKI

1 November 2011   02:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:13 1007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_145609" align="aligncenter" width="400" caption="Ilustrasi (warisan-srikandi.blogspot.com)"][/caption]

Seperti yang pernah saya tulis bulan Mei lalu bahwa Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) menjadi hantu baru bagi BMI dan ternyata sampai sekarang masih menjadi ajang pemerasan secara halus bagi para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) baik laki-laki maupun wanita. Para calo berpakaian rapi berkeliaran begitu bebas seperti layaknya petugas dinas resmi di kantor BNP2TKI dan juga cabang-cabangnya.

Ini curhat seorang BMI Hong Kong yang cuti pulang ke Indonesia dan mengurus KTKLN di kantor perwakilan BP3TKI di Cilacap, sebut saja namanya Nuri.

Tanggal 20 Oktober 2011, Nuri berangkat dari Brebes jam 5.30 WIB tiba di Cilacap jam 8.30 WIB sampai di kantor BP3TKI ternyata masih sepi. Nuri disambut oleh 2 orang laki-laki dan diarahkan ke rumah sebelah, rumah mewah bertingkat. Nuri mengikuti saran laki-laki tersebut dan ternyata disana sudah banyak TKI yang sedang mengisi formulir.

Nuri dipertemukan dengan seorang wanita. Wanita ini meminta dokumen Nuri dan meminta uang Rp 900 ribu untuk biaya asuransi 2 tahun. Jelas saja Nuri kaget dan dengan berani Nuri bilang “maaf mbak, setahu saya pembuatan KTKLN ini gratis, cuma bayar asuransi Rp 170 untuk 1 tahun dan Rp 290 untuk 2 tahun. Sewaktu di KJRI Hong Kong saya diberi informasi seperti itu, dan nanti saya juga disuruh melaporkan bagaimana proses pembuatan KTKLN ini. Kalau ada pungutan biaya yang terlalu besar, saya juga bisa melapor. Apakah anda tidak takut bermasalah mbak?”

Wanita itu diam, kemudian menjawab “ya kami Cuma menawarkan jasa, mbak terima beres, gak usah nunggu lama, jam 11 sudah jadi. Nanti gak jadi sehari bolak-balik.”

“Ok kalau mau bantu, saya mau asal yang wajar” Jawab Nuri.

“Mbak, maunya berapa?” Wanita itu menawar.

“Maaf, saya mau mengurus sendiri, makasih tawarannya.” Nuri langsung menuju ke kantor untuk mengurus KTKLN sendiri.

Kejadian seperti ini juga banyak dialami oleh para BMI yang mengurus KTKLN di kantor-kantor perwakilan BNP2TKI dan juga bandara Soekarno - Hatta, Jakarta.

Tanggal 20 September 2011, Eem Nur Halimah, TKW asal Sunda  umurnya 50 tahun lebih dan bekerja di Riyad selama hampir 3 tahun. Mengurus KTKLN di kantor perwakilan BNP2TKI Ciracas. Kebetulan Ibu Eem duduk disebelah saya untuk menunggu panggilan. Saat saya tanya habis berapa untuk mengurus KTKLN, dengan malu Ibu Eem menjawab “habis Rp 600 ribu.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun