Untung bos saya (yang serumah) orangnya sudah sangat memercayai kami dan memberi tanggung jawab penuh untuk merawat orang tuanya. Dan saya yang lebih dulu merawat kungkung selalu mengingatkan teman saya (masih setahun menjaga kungkung) untuk selalu mengomunikasikan kondisi kungkung dengan bos.
Kadang gangguan kerja itu datang bukan dari dalam tapi justru dari luar. Seperti yang saya alami. Bos yang serumah (anak kungkung paling besar) orangnya baik, tidak banyak ngomong dan sangat percaya terhadap kami. Tapi beda jauh dengan adiknya (anak kungkung paling kecil, perempuan) yang selalu menyereweti kami soal merawat kungkung. Dikiranya kami masih baru, padahal kami yang lebih banyak tahu tentang kondisi dan seluk beluk kungkung dari pada dia yang belum tentu bertemu kungkung seminggu sekali.
Jadi ya, hanya sabar yang menjadi senjata kami. Tapi kalau terus direcoki, "mungkin" bisa saja kontrak ini berhenti di tengah jalan (ngancam).
Itung-itung pengalaman dan pembelajaran nanti saat merawat orang tua sendiri. Harus memerlakukannya gimana, memahami bahwa sifat dan pikirannya gimana, pasti akan mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Pun juga soal organ pencernaan, yang mana seiring usia bertambah tentu juga akan mengalami perubahan. Tidak bisa menelan dan mengunyah makanan selancar saat masih muda. Selain sifat, belajar tentang kebersihan juga diutamakan. Tidak mau dong melihat orang yang kita rawat kotor, karena itu akan menunjukkan siapa kita,eh bener gak sih?
--
Sekian dulu curhat hari ini. Maaf kalau gak nyambung :D
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI