Mohon tunggu...
Fera Nuraini
Fera Nuraini Mohon Tunggu... profesional -

Lahir di Ponorogo. Doyan makan, pecinta kopi, hobi jalan-jalan dan ngobrol bareng. Lebih suka menjadi pendengar yang baik.\r\n\r\nMampir juga ke sini ya, kita berbagi tentang BMI\r\nhttp://buruhmigran.or.id/\r\ndan di sini juga ya \r\nwww.feranuraini.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Nyeri Saat Haid dan Kemungkinan Terkena Miom

11 Februari 2012   08:03 Diperbarui: 4 April 2017   17:34 27992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sakit perut saat datang bulan adalah hal yang bisa membuat saya menangis setelah sakit gigi. Menjelang haid (menstruasi) biasanya badan terasa pegal-pegal dan sakit semua, emosi yang kadang tidak terkendali, bawaannya pengen marah terus. Saat hari pertama ini yang paling menyiksa. Perut rasanya sakit dan nyeri, nafsu makan tidak ada, badan lemas, kaki terasa linu, wajah pun pucat pasi.

Saya mendapat haid pertama kali saat umur 12 tahun, dan saya termasuk yang pertama mendapat haid jika dibanding dengan teman sebaya saya yang kebanyakan mendapat haid saat umur 14 tahun ke atas. Haid pertama selama hampir 2 minggu baru berhenti, tapi untuk bulan berikutnya saya harus menunggu 3-7 bulan baru datang. Saya mendapat haid rutin setiap bulan saat berumur 15 tahun. Meski pun kadang maju 5-10 hari atau kadang mundur sampai 2 minggu, tapi setiap bulan tamu ini pasti datang.

Saat hari pertama dan biasanya 1x24 jam dan kadang juga 2x24 jam rasa nyeri itu baru bisa hilang. Saya jarang dan hampir tidak pernah minum obat yang dijual bebas di pasaran untuk menghilangkan rasa sakit, sebagai gantinya saya lebih memilih meminum madu yang dicampur dengan sedikit air hangat dan minum air putih (hangat) yang banyak. Kalau dikampung biasanya minum kunyit asem (parem) tapi berhubung di perantauan tidak ada, sebagai gantinya saya memilih kunyit, asam + madu (merk tertentu)  yang di jual di toko Indonesia. Lumayan sedikit mengurangi rasa sakitnya tapi tetap harus menunggu 2 hari baru bisa sembuh. Selama darah yang keluar masih wajar, saya menganggap ini masih hal biasa sebagaimana umumnya yang terjadi terhadap kaum hawa saat haid datang di hari pertama.

Tahun 2002 saat saya masih sekolah dan kebetulan ikut orang, ibu yang saya ikuti ini saat haid datang kalau merintih membuat orang sekitar kebingungan, darah yang keluar pun tak wajar karena saking banyaknya. Katanya perutnya seperti dililit, mulas dan badannya lemas hampir tidak bisa berjalan.  Satu hari karena sangat tidak kuat, selama 3 hari berturut-turut darah yang keluar justru semakin banyak, akhirnya dibawa ke dokter kandungan dan sebelum dokter memeriksa, suster yang  melihatnya pertama kali sudah bisa menyimpulkan kalau itu adalah “miom” atau tumor rahim. Padahal setahun sebelumnya USG semua organ tubuh tapi tidak ada tanda-tanda penyakit, kenapa kok tiba-tiba ada tumor?

Karena umur sudah 50 tahun, akhirnya operasi pengangkatan rahim  dilakukan, setelah transfusi darah lebih dulu yang hampir menghabiskan 5 kantong lebih karena saking banyaknya darah yang keluar. Pertimbangannya takut kalau nanti begini terus bisa-bisa kehabisan darah. Keluarga heran, kok bisa setahun muncul miom sebesar sekepalan tangan orang dewasa, dan kenapa saat USG sama sekali tidak terlihat atau pun ada tanda-tanda kearah sana. Memang yang namanya penyakit datangnya sama sekali tidak bisa diprediksi.

Menurut beberapa tulisan yang saya baca tentang miom, penyebab terjadinya miom selain karena faktor keturunan juga bisa karena faktor hormonal terutama hormone estrogen. Faktor lain seperti stress, daya tahan tubuh rendah dan gaya hidup yang tidak seimbang juga jadi penyumbang penyebab terjadinya miom. Infeksi dan jamur di dalam rahim serta berat bada juga bisa merangsang pertumbuhan miom.

Bagi seorang wanita yang belum memiliki anak, saat terkena miom pasti akan sangat takut, padahal posisi miom sendiri tidak selalu didalam rahim. Jika lokasinya di luar rongga rahim dan tidak menekan rongga rahim atau tidak menyumbat saluran telur, kemungkinan hamil itu masih ada (hasil gogling).

Memulai dengan gaya hidup sehat, makan dengan gizi yang seimbang dan menjauhi stres serta menjaga kebersihan organ intim adalah beberapa cara untuk mencegah timbulnya miom. Meskipun miom hanya tumor jinak dan kemungkinan tidak akan menjadi kanker, tapi mencegahnya tentu akan lebih baik dari pada harus mengobati. Saya sendiri berharap kalau keluhan yang datang setiap bulan ini tidak akan mengarah ke sana dan semoga saja masih wajar seperti yang dialami perempuan lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun