Mohon tunggu...
Fera Nuraini
Fera Nuraini Mohon Tunggu... profesional -

Lahir di Ponorogo. Doyan makan, pecinta kopi, hobi jalan-jalan dan ngobrol bareng. Lebih suka menjadi pendengar yang baik.\r\n\r\nMampir juga ke sini ya, kita berbagi tentang BMI\r\nhttp://buruhmigran.or.id/\r\ndan di sini juga ya \r\nwww.feranuraini.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kompasiana : Menulis untuk Berbagi, Menjalin Silaturahmi, Mendapat Cinta dan juga Rejeki

31 Oktober 2011   09:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:14 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis di Kompasiana, dibaca oleh banyak orang dan mendapat komentar yang sangat beragam lama kelamaan membuat saya semakin terpacu untuk lebih bersemangat lagi dalam menulis, kususnya hal-hal yang menyangkut tentang BMI Hong Kong dimana saya menjadi bagian dari mereka. Meskipun hanya berbalas komentar tiap hari, tak bisa dipungkiri saya pribadi merasakan kedekatan yang luar biasa dengan sahabat Kompasianer di Kompasiana ini. Bertemu di alam nyata ternyata bukan suatu kemustahilan. Kami  bisa bertemu di dunia nyata, saling berjabat tangan dan berpelukan seperti orang yang sudah lama berpisah.

Tanggal 5 September 2011, Kopi darat dengan Kompasianer Madiun, Jawa Timur

[caption id="attachment_145470" align="aligncenter" width="538" caption="ini lo para Kompasianer dari karesidenan Madiun."][/caption]

Ini menjadi kopi darat saya yang pertama kalinya dengan para Kompasianer dari Karesidenan Madiun yang terdiri dari kota Madiun, Magetan dan Ponorgo. Bersama  Mr. Presiden, om Kopi Dimas Nur, mas Jo Amatir, mbak Khussy Al Farisi danmbak Fawaizzah Watie. Reportasenya silahkan mampir ke lapak Mr.Presiden ya [di sini dan di sini] dijamin tidak rugi bacanya.

Meskipun hanya berenam, tapi kopi darat ini sangat berkesan sekali bagi saya. Bercerita banyak hal tentang apa saja bersama mereka, membuat saya ingin ngopi darat kembali. Satu hal yang membuat saya sampai detik ini sering dibuat trenyuh oleh para Kompasianer adalah bahwa mereka sama sekali tidak memandang saya sebagai seorang TKW, sebagai seorang buruh migrant  yang kebanyakan orang masih menganggap remeh, rendah dan bodoh.

Sayang sekali karena keterbatasan waktu yang beranjak begitu cepat kami harus berpisah setelah berfoto bersama sebagai kenang-kenangan. Oh iya, sebenarnya waktu di Ponorogo, saya sempat menghubungi Mr. Presiden dan Om Kopi untuk mengajak kopi darat lagi (masih kurang soalnya) tapi sayangnya waktu yang tidak bersahabat. Lain kali harus kopdar lagi pokoknya.

Tanggal 20 September 2011, Kopi darat dengan Kompasianer  Jakarta

[caption id="attachment_145466" align="aligncenter" width="576" caption="Terima kasih banyak untuk semuanya. Berharap kita bisa kopi darat lagi dilain hari."][/caption]

Alhamdullilah waktu pulang kampung yang begitu singkat dan serasa seperti mimpi, saya berkesempatan untuk mampir ke Jakarta, kota Metropolitan dengan segunung permasalahan yang ada. Tanggal 18 dari Ponorogo, menempuh perjalanan 24 jam lebih dengan naik travel ternyata membuat kesabaran saya semakin bertambah.

Tanggal 19 siang sampai di Jakarta lalu sorenya  ke bandara Sutta untuk mengurus Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN)  namun gagal. Besoknya, tanggal 20 saya kembali mengurus KTKLN di daerah Ciracas dan akhirnya GOL juga. Di sini emosi saya benar-benar diuji setelah melihat langsung bagaimana pandainya para calo-calo yang seakan di restui oleh BNP2TKI mencari mangsa kesana-kemari.

Jarum  jam hampir menunjuk diangka 5 saat saya meninggalkan kantor BNP3TKI menuju ke Pasar Grosir Cililitan (PGC) lantai 3A, tempat dimana sebentar lagi saya akan bertemu dengan sahabat-sahabat  Kompasiana. Setelah sampai dilantai 3A, saya menelepon Om Thamrin Dahlan untuk menanyakan posisi duduknya dimana. Dan setelah melihat Om Thamrin yang ternyata aslinya dengan yang di foto sama persis, saya langsung mendekat, menjabat tangan lalu  memeluknya, seperti seorang anak dan ayah yang telah lama berpisah. Kemudian kami berjalan menuju meja yang telah di boking oleh Om Thamrin yang mengaku kalau sedang ulang tahun. Ternyata disana sudah ada beberapa sahabat Kompasiana yang hadir.

Banyak hal-hal baru dan sangat menarik yang saya peroleh dari kopi darat ini. Kehadiran sahabat-sahabat Kompasiana dari Jakarta ada Om Thamrin Dahlan, Om Dian Kelana, Babeh Helmi, Zuragan Qripik, Joshua, bang Wepe, mbak Rahmi, mbak Chia, mbak Ve, mbak Yulia Rahmawati, pak Sunandar (ada yang ketinggalan gak ya?) yang meluangkan waktunya untuk berkumpul bersama, ditambah dengan kedatangan mas Iskandar Zulkarnain selaku admin Kompasiana, membuat  saya  semakin bersemangat untuk berbagi lewat tulisan, kususnya yang menyangkut tentang BMI Hong Kong.  Oh iya, saya sendiri datang bersama Mas Lingga, Kompasianer dari Medan :)

Lagi-lagi pertemuan ini membuat saya trenyuh. Saya yang hanya seorang buruh migrant, pembantu rumah tangga biasa, bertemu dengan orang-orang hebat rasanya seperti mimpi. Terima kasih banyak untuk Kompasianer Jakarta dan juga mas Isjet yang sudah menyediakan waktu untuk bertemu dengan saya. Dan terima kasih untuk bang Adam yang menjadi penunjuk jalan selama saya di Jakarta. Terima kasih juga untuk om Kate yang menemui saya di tempat terpisah karena keterbatasan waktu.

Kopi darat ini membuat saya kecanduan. Reportase lengkapnya silahkan berkunjung ke lapak Om Thamrin dan Om Dian.

Tanggal 30 Oktober 2011, Kopi darat  Kompasianer Hong Kong dengan tamu dari Jakarta.

[caption id="attachment_145467" align="aligncenter" width="576" caption="berfoto dulu disela-sela konseling gratis bersama om JS."][/caption]

Seperti yang telah ditulis oleh Ani Ramadhanie dimana kemarin kami Kompasianer yang di Hong Kong mengadakan kopi darat bersama   tamu special dari Jakarta yaitu om Julianto Simanjuntak.

Seperti seorang musafir dipadang tandus nan gersang dan mendapat setetes air untuk membasahi kerongkongan. Seperti inilah yang saya, Ani, Ina, dan Sarwendah  rasakan kemarin. Kehadiran Om JS ke Hong Kong membawa angin sejuk bagi kami para BMI yang serasa dikunjungi oleh orang tua sendiri. Nasehat, masukan, tips dan trik  om JM bagi dengan gratis untuk kami. Bagaimana cara mengelola emosi, bagaimana cara menghadapi pasangan yang untuk sementara waktu terpaksa harus menjalani hubungan dari jarak jauh, dan masih banyak lagi ilmu yang om JS bagi buat kami. Ditempat lain ada Bang Nasr juga ngopi darat dengan Noza Elisa yang terpaksa tidak bisa berkumpul menjadi satu dengan kami karena keterbatasan waktu. Masih ada beberapa Kompasianer lagi yang berhalangan hadir karena apa keperluan yang tidak bisa ditinggal.

Buat sahabat-sahabat Kompasiana yang ingin mampir ke Hong Kong, jangan sungkan-sungkan untuk mengabari kami. Dengan senang hati kami akan menemui anda untuk ngopi darat bersama. __ Selain silaturahmi yang terjalin begitu indah dengan para sahabat-sahabat Kompasiana, berkat menulis di Kompasiana  yang lain adalah saya mendapat cinta sekaligus rejeki yang tak pernah saya duga sama sekali. Ya, cinta layaknya adam dan hawa yang lama berpisah lalu bertemu di dunia virtual melalui Kompasiana dan berlanjut ke alam nyata (kisahnya Insyaallah saya tulis lain kali biar tidak kepanjangan disini).

Rejeki karena menulis di Kompasiana, tanggal 8 September 2011 saya mendapat tawaran untuk menjadi kontributor BMI kusus Hong Kong di buruhmigran.or.id yang berkantor di Yogyakarta.  Awalnya saya ragu apakah saya mampu, apa saya bisa? Karena selama ini tulisan saya yang berkaitan dengan BMI masih seputar tentang pengalaman pribadi dan curhat dari teman-teman BMI di Hong Kong  juga opini pribadi yang saya tulis setelah melihat TV dan membaca media-media online tentang permasalahan BMI di berbagai Negara, maklum saya jarang libur, paling hanya sebulan sekali. Alhamdullilah mereka mengerti dan kerja sama pun kita mulai. Manfaat menulis ternyata sangat luar biasa. Selain kepuasan bisa berbagi, rejeki pun bisa kita peroleh dari sini.

Dari semua yang saya tulis diatas menjadikan saya untuk terus semangat dalam menulis apasaja, kususnya tentang Buruh Migran Indonesia. Saya ucapkan banyak terima kasih untuk sahabat-sahabat Kompasiana yang pernah bertemu dengan saya maupun yang belum, terima kasih atas semangat dan ilmu yang telah anda bagi untuk saya, terima kasih atas doa dan motifasinya. Berharap suatu saat nanti kita bisa bersua kembali. Terima kasih juga untuk Kompasiana yang sangat terbuka menampung tulisan-tulisan kami para BMI. Berharap ada Blogshop Kompasiana mampir ke Hong Kong.

Salam hangat dari BMI HK.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun