Erwiana bersama BMI Hong Kong yang selama ini mendukungnya Majalah TIME baru saja merilis 100 tokoh paling berpengaruh di dunia. Ada nama Beyonce di sana. TIME menilai bahwa Beyonce bukanlah seorang penyanyi biasa. Dalam lirik-lirik lagunya, penyanyi yang sudah dikenal akan kepeduliannya kepada kaum feminis, berani menyuarakan pendapatnya untuk mengajak para wanita menjadi lebih mandiri dan bisa memimpin, dikutip dari detik.com. Ada tokoh lain yang juga berpengaruh bagi dunia yakni masuknya Erwiana Sulistyaningsih, Buruh Migran Indonesia (BMI) yang kasusnya menggemparkan publik dunia karena kekejaman sang majikan saat dia bekerja selama 8 bulan di rumah Law Wan Tung. Kenapa Erwiana masuk ke dalam 100 tokoh paling berpengaruh di dunia? Kasus Erwiana membuka mata dunia bahwa nasib buruh migran rumah tangga masih sangat  rentan terhadap penganiayaan majikan, perlakuan buruk, gaji tak dibayar dan perlakuan seperti budak. Hal ini terbukti jelas seperti penelitian Amnesty yang menyimpulkan bahwa Hong Kong adalah negara dengan sistem peradapan perbudakan modern. Saat ditanya perasaan Erwiana yang masuk ke dalam 100 tokoh paling berpengaruh versi majalah TIME, Erwiana mengatakan sangat senang sekali. "Mudah-mudahan nasib para buruh atau tenaga kerja Indonesia di manapun lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah. Katanya buruh sudah diauki oleh PBB tapi kenyataannya masih banyak sekali buruh dan TKI yang tertindas. Semoga pihak PBB dan dunia bisa melindungi kaum buruh. Tidak seperti saya yang menjadi korban penganiayaan." Tutur Erwiana saat dihubungi pagi ini. Erwiana adalah seorang gadis remaja yang rela meninggalkan orang tua demi mencari perubahan nasib dan membantu perekonomian keluarganya. Selain itu, dengan bekerja ke Hong Kong, Erwiana berharap bisa melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Tapi nasib berkata lain. 8 bulan bekerja di rumah majikan, pukulan, tamparan, tidak diberi makan layak, istirahat kurang, gaji tak dibayar dan tanpa libur dia terima. Lebih kejamnya lagi majikan Erwiana memulangkannya diam-diam dengan memilih penerbangan tengah malam agar tak diketahui oleh banyak orang. Beruntung Erwiana ditemukan Riyanti, sesama BMI yang akan pulang dan curiga melihat wajah Erwiana dan banyak luka di kulitnya. Foto Erwiana segera menyebar ke media sosial Facebook dan gemparkan dunia setelah ini. Link: http://www.feranuraini.com/2014/01/bmi-hong-kong-disiksa-delapan-bulan.html?m=0 Erwiana hanya bukti kecil dari banyak kasus yang tak terendus media dan dunia. Bagaimana nasib pekerja rumah tangga migran dan bahkan di negara sendiri masih sangat rentan dengan penganiayaan dan perlakuan buruh dari majikan. Erwiana berharap pemerintah lebih peduli lagi terhadap nasib tenaga kerja. Harapan Erwiana adalah harapan kita semua. Perbaikan perlindungan  adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh pemerintan bagi warganya yang sedang bekerja di luar negeri. Kami, para pekerja migran tidak ingin ada Erwiana lain dan berharap kasusnya ini bisa menjadi daya dobrak bagi perbaikan buruh migran dari Indonesia kususnya dan para migran lain yang tersebar di berbagai belahan dunia. Erwiana, kami bangga kepadamu. Erwiana adalah kami, kami adalah Erwiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H