Mohon tunggu...
Fera Anies
Fera Anies Mohon Tunggu... -

menjadi calon guru berkarakter kuat dan cerdas, cayoo....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berpikir Kritis, Kreatif Modal dari Problem Solver

4 Desember 2011   02:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:51 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Berpikir kritis merupakan salah satu ciri anak yang cerdas. Akan tetapi berpikir kritis akan terjadi apabila didahului dengan kesadaran kritis yang diharapkan dapat ditumbuh kembangkan melalui pendidikan. Anak yang berfikir kritis merupakan anak yang bukan hanya bisa memecahkan masalah tetapi dapat menyelesaikan masalah itu sesuai dengan kondisi lingkungan nya. Dalam menjadikan anak berfikir kritis seharusnya dengan anak mengeksplorasi sendiri pengetahuan. Eksplorasi yang diakukan anak akan membuahkan pengalaman karena anak terlibat aktif dalam berpikir dan aktif dalam bertindak.

Setelah anak mempunyai kesadaran berpikir kritis maka dapat menjadikan anak kreatif. Anak kreatif adalah anak yang mempunyai daya imajinasi dan inisiatif yang kuatsehingga memunculkan cara berpikir yang berbeda. Dalam menjadikan anak berfikir kreatif dapat dilakukan dengan cara belajar sambil bermain atau bisa dengan membudayakan anak membaca. Dengan membaca akan membuat anak mempunyai banyak pembendaharaan kata yang kaya. Karena semakain tinggi pembendaharaan kata maka semakin mudah dalam memahami sesuatu dan semakin mudah pula anak dalam memecahkan masalah yang ditemui. Jadi, anak yang kreatif itu dapat menunjang anak menjadi problem solver.

Problem solver merupakan suatu metode dengan mengandalkan kemampuan anak untuk memecahkan suatu masalah secara tuntas, logis, dan rasional. Berarti modal dalam problem solver adalah anak harus berfikir kritis kemudian anak berfikir kreatif. Selain itu dalam melatih anak menjadi problem solver salah satunya dapat dilakukan dengan memfasilitasi anak dengan permainan/ video game. Hal ini tentu saja permainan yang edukatif (misalnya: teka-teki silang, puzzle, catur, game tembak-tembakan) dan agar efektif dan tidak membuat anak kecanduan maka harus dijadwalkan. Permaianan akan mengajak anak untuk berpikir logis dan secara cepat. Hal ini dapat melatih anak menjadi problem solver.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun