Supermarket semakin hits.
Pelanggannya beragam, dari pengemis sampai kaum borjuis.
Para karyawannya selalu tersenyum manis.
Kalau tidak senyum manis, anda boleh belanja gratis.
Kronis. Ini semakin Kronis.
Angka mortalitas toko kelontong melonjak drastis.
Ibu-ibu berdaster kalah telak dengan karyawan beralis nan necis.
Harga murahnya kalah saing dengan banner ‘Belanja Disini Berhadiah Yaris’.
Toko kelontong jelas kalah eksis.
Para empunya menangis.
Uang habis.
Dagangan sama sekali tidak laris.
Setiap sore melamun di teralis,
“Sepertinya malam ini daun singkong lagi yang aku tumis”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H